Wisata Tersembunyi di Desa Penglipuran Itu Bernama Hutan Bambu

Hutan bambu menjadi salah satu pilihan destinasi menarik yang wajib traveler kunjungi bila ke Desa Penglipuran. Tak hanya memiliki pemandangan yang indah, hutan bambu ini memberikan kesan asri dan menyimpan banyak spot foto yang cantik.

Menurut Wayan Sumiarsa, selaku ketua pengelola Desa Penglipuran, dahulu hutan bambu ini adalah tempat peristirahatan sementara dari Raja Buleleng. Dikisahkan dahulu Raja Buleleng, Ki Barak Panji Sakti berhenti dengan pasukannya di tempat yang kini menjadi hutan bambu. Pasukan Ki Barak Panji Sakti membawa perbekalan menggunakan pikulan dari bambu. Bambu-bambu itulah yang kemudian ditinggalkan di tempat ini. Sehingga tumbuhlah bambu di sini dan lama-kelamaan menjadi hutan bambu.

Hutan bambu ini sudah mulai dikonservasi oleh pihak pengelola Desa Penglipuran sejak tahun 1995. Konsistennya pihak pengelola dalam melestarikan hutan bambu membuat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan penghargaan Kalpataru. 

Ragam aktivitas menarik bisa Anda lakukan di tempat ini. Sala satunya spot foto ala Jepang.

Selain itu ada pula Pasar Pelipur Lara dengan konsep tradisional yang unik.

Dan tentu saja restoran hutan bambu yang menyediakan berbagai jenis kuliner khas Bali

Hutan bambu berlokasi di sisi utara Desa Penglipuran. Jika traveler bingung dimana lokasinya, traveler dapat berjalan hingga tingkat paling atas Desa Penglipuran, maka traveler akan menemukan petunjuk yang mengarah ke hutan bambu. Letaknya tak jauh, hanya memakan waktu berjalan kaki sekitar 5 menit atau sekitar 100 meter dari Desa Penglipuran.

Hutan bambu menjadi salah satu pilihan destinasi menarik yang wajib traveler kunjungi bila ke Desa Penglipuran. Tak hanya memiliki pemandangan yang indah, hutan bambu ini memberikan kesan asri dan menyimpan banyak spot foto yang cantik.
Menurut Wayan Sumiarsa, selaku ketua pengelola Desa Penglipuran, dahulu hutan bambu ini adalah tempat peristirahatan sementara dari Raja Buleleng. Dikisahkan dahulu Raja Buleleng, Ki Barak Panji Sakti berhenti dengan pasukannya di tempat yang kini menjadi hutan bambu. Pasukan Ki Barak Panji Sakti membawa perbekalan menggunakan pikulan dari bambu. Bambu-bambu itulah yang kemudian ditinggalkan di tempat ini. Sehingga tumbuhlah bambu di sini dan lama-kelamaan menjadi hutan bambu.
Hutan bambu ini sudah mulai dikonservasi oleh pihak pengelola Desa Penglipuran sejak tahun 1995. Konsistennya pihak pengelola dalam melestarikan hutan bambu membuat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan penghargaan Kalpataru. 
Ragam aktivitas menarik bisa Anda lakukan di tempat ini. Sala satunya spot foto ala Jepang.
Selain itu ada pula Pasar Pelipur Lara dengan konsep tradisional yang unik.
Dan tentu saja restoran hutan bambu yang menyediakan berbagai jenis kuliner khas Bali
Hutan bambu berlokasi di sisi utara Desa Penglipuran. Jika traveler bingung dimana lokasinya, traveler dapat berjalan hingga tingkat paling atas Desa Penglipuran, maka traveler akan menemukan petunjuk yang mengarah ke hutan bambu. Letaknya tak jauh, hanya memakan waktu berjalan kaki sekitar 5 menit atau sekitar 100 meter dari Desa Penglipuran.