Sejumlah pengunjung menikmati pameran Repatriasi di Galeri Nasional, Jumat (1/12/2023).
Sebanyak 152 koleksi itu tengah dipamerkan di Gedung A Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, hingga 10 Desember 2023.
Pameran repatriasi ini diungkapkan oleh Menteri Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, sebagai titik penting dari perjalanan proses panjang yang telah dilalui.
Pada Februari 2021, Indonesia membentuk tim repatriasi yang bertugas untuk menginventarisasi, menegoisasikan hingga meneliti benda-benda bersejarah dan karya seni tersebut untuk pulang ke Tanah Air. Sepanjang 2023, sebanyak 472 benda cagar budaya yang telah dan segera dipulangkan.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid juga menambahkan perbedaan dari tim repatriasi yang telah bekerja keras untuk mengembalikannya ke Indonesia adalah sudah ada dasarnya.
Kini ada 152 benda benda bersejarah yang ditampilkan dalam pameran ini, baik dari hasil proses repatriasi sebelumnya dan telah menjadi koleksi masterpiece Museum Nasional Indonesia.
Di antaranya seperti Koleksi Pangeran Diponegoro dan Arca Prajñaparamita, maupun benda bersejarah yang tiba tahun ini di Indonesia seperti Koleksi Candi Singosari, Koleksi Keris Klungkung, dan Koleksi Pusaka Kerajaan Lombok.
Pameran Repatriasi: Kembalinya Saksi Bisu Peradaban Nusantara dapat dikunjungi publik mulai 28 November hingga 10 Desember 2023, pukul 10.00 sampai 20.00 WIB di Gedung A Galeri Nasional Indonesia.
Setiap pengunjung wajib melakukan registrasi online terlebih dahulu melalui laman web gni.kemdikbud.go.id/kunjungi-kami. Waktu kunjungan dibagi ke dalam 10 sesi setiap hari, dan demi keamanan benda bersejarah dan kenyamanan pengunjung, setiap sesi diberikan kapasitas maksimal 100 pengunjung.
Dalam pameran ini hanya beberapa benda s saja yang boleh diambil gambarnya seperti Arca.
Untuk benda-benda seperti keris kuno, emas-emas kuno dan sebagainya tidak boleh difoto dengan alasan keamanan.
Pameran ini mengajak pengunjung untuk melihat kekayaan Indonesia di waktu lampau.