Melihat Festival Wangkang, Ritual Mengusir Roh Jahat di Malaysia

Penuh dengan ritual keagamaan dan budaya, prosesi Wangkang — atau kapal kerajaan — meliuk-liuk sepanjang rute 9 kilometer (6 mil) di kota bersejarah Malaka dengan 22 perhentian di mana para pendeta melakukan ritual pembersihan untuk mengusir roh jahat dan pengaruh negatif lainnya.
Festival Wangkang dibawa ke Malaka oleh pedagang Hokkien dari Tiongkok dan pertama kali diadakan pada tahun 1854. Festival ini hanya diselenggarakan ketika perantara di Kuil Yong Chuan Tian di Malaka menerima perintah dari dewa Ong Yah. Prosesi telah dilaksanakan pada tahun 1919, 1933, 2001, 2012 dan 2021.
Setelah prosesi hari Kamis, parade singkat lainnya diadakan pada malam hari yang berpuncak pada upacara pelepasan di mana tongkang dibakar sehingga arwah yang dikumpulkan dapat secara simbolis berlayar ke alam lain. Penyelenggara mengatakan tujuan festival ini adalah untuk membawa kesehatan, perdamaian, kemakmuran dan kebahagiaan bagi negara dan dunia.
Malaysia dan Tiongkok bersama-sama memperoleh pengakuan UNESCO atas festival Wangkang sebagai warisan budaya takbenda pada tahun 2020. Menurut UNESCO, upacara dan praktik terkait berakar pada adat istiadat masyarakat yang memuja Ong Yah, dewa yang diyakini melindungi manusia dan tanah mereka dari bencana.
Ini dikembangkan di wilayah Minnan Tiongkok antara abad ke-15 dan ke-17 dan sekarang berpusat di wilayah pesisir Tiongkok di Teluk Xiamen dan Teluk Quanzhou serta di Malaka.
Penuh dengan ritual keagamaan dan budaya, prosesi Wangkang — atau kapal kerajaan — meliuk-liuk sepanjang rute 9 kilometer (6 mil) di kota bersejarah Malaka dengan 22 perhentian di mana para pendeta melakukan ritual pembersihan untuk mengusir roh jahat dan pengaruh negatif lainnya.
Festival Wangkang dibawa ke Malaka oleh pedagang Hokkien dari Tiongkok dan pertama kali diadakan pada tahun 1854. Festival ini hanya diselenggarakan ketika perantara di Kuil Yong Chuan Tian di Malaka menerima perintah dari dewa Ong Yah. Prosesi telah dilaksanakan pada tahun 1919, 1933, 2001, 2012 dan 2021.
Setelah prosesi hari Kamis, parade singkat lainnya diadakan pada malam hari yang berpuncak pada upacara pelepasan di mana tongkang dibakar sehingga arwah yang dikumpulkan dapat secara simbolis berlayar ke alam lain. Penyelenggara mengatakan tujuan festival ini adalah untuk membawa kesehatan, perdamaian, kemakmuran dan kebahagiaan bagi negara dan dunia.
Malaysia dan Tiongkok bersama-sama memperoleh pengakuan UNESCO atas festival Wangkang sebagai warisan budaya takbenda pada tahun 2020. Menurut UNESCO, upacara dan praktik terkait berakar pada adat istiadat masyarakat yang memuja Ong Yah, dewa yang diyakini melindungi manusia dan tanah mereka dari bencana.
Ini dikembangkan di wilayah Minnan Tiongkok antara abad ke-15 dan ke-17 dan sekarang berpusat di wilayah pesisir Tiongkok di Teluk Xiamen dan Teluk Quanzhou serta di Malaka.