6 Fakta Menarik Jam Gadang, Sudah Tahu?

Jam Gadang berada di Bukittinggi. Jam ini pertama kali dibangun pada tahun 1926 pada masa pemerintahan Hindia Belanda.  (detik)
Pembangunan Jam Gadang dilakukan atas perintah Ratu Belanda Wilhelmina yang ingin menghadiahkan bangunan ini untuk Rook Maker. Rook Maker merupakan sekretaris Fort de Kock, wilayah Hindia Belanda yang kini kita kenal bernama Bukittinggi. (Dessy Liestiyani)
Menariknya, Jam Gadang dibangun tanpa semen dan besi peyangga lho. Jadi bangunan ini memakai pasir putih, batu bata, kapur putih, dan putih telur. Jadi putih telur ini pengganti semen untuk merekatkan bangunan itu, (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Angka-angka pada Jam Gadang ditulis dalam bentuk angka romawi. Hanya saja, untuk angka 4 ditulis dalam bentuk IIII bukan IV.(Syanti/detikTravel)
Atap Jam Gadang sudah berganti sebanyak tiga kali. Di awal pembangunan, menara jam empat sisi itu dibangun dengan atap kubah kerucut. Kemudian pada puncaknya dihiasi patung ayam jantan yang menghadap ke timur. Pada saat masa Jepang, atao diganti seperti kuil-kuil Jepang.

Lalu memasuki masa kemerdekaan, atap Jam Gadang kembali berubah. Bagian puncaknya ditukar dengan atap bagonjeng atau atap rumah adat Minangkabau yaitu Rumah Gadang. Bentuk itu pun masih dipertahankan sampai saat ini. (Rifkianto Nugroho/detikcom)
Kembar tapi tak sama, Jam Gadang dan Big Ben London puya keterkaitan lho. Mesin jam yang dipakai Jam Gadang dan Big Ben sama-sama buatan Jerman. Pembuatnya hanya memproduksi 2 jam dengan mesin sama yakni di Big Ben London dan Jam Gadang Bukittinggi. (Rifkianto Nugroho)
Jam Gadang berada di Bukittinggi. Jam ini pertama kali dibangun pada tahun 1926 pada masa pemerintahan Hindia Belanda.  (detik)
Pembangunan Jam Gadang dilakukan atas perintah Ratu Belanda Wilhelmina yang ingin menghadiahkan bangunan ini untuk Rook Maker. Rook Maker merupakan sekretaris Fort de Kock, wilayah Hindia Belanda yang kini kita kenal bernama Bukittinggi. (Dessy Liestiyani)
Menariknya, Jam Gadang dibangun tanpa semen dan besi peyangga lho. Jadi bangunan ini memakai pasir putih, batu bata, kapur putih, dan putih telur. Jadi putih telur ini pengganti semen untuk merekatkan bangunan itu, (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Angka-angka pada Jam Gadang ditulis dalam bentuk angka romawi. Hanya saja, untuk angka 4 ditulis dalam bentuk IIII bukan IV.(Syanti/detikTravel)
Atap Jam Gadang sudah berganti sebanyak tiga kali. Di awal pembangunan, menara jam empat sisi itu dibangun dengan atap kubah kerucut. Kemudian pada puncaknya dihiasi patung ayam jantan yang menghadap ke timur. Pada saat masa Jepang, atao diganti seperti kuil-kuil Jepang. Lalu memasuki masa kemerdekaan, atap Jam Gadang kembali berubah. Bagian puncaknya ditukar dengan atap bagonjeng atau atap rumah adat Minangkabau yaitu Rumah Gadang. Bentuk itu pun masih dipertahankan sampai saat ini. (Rifkianto Nugroho/detikcom)
Kembar tapi tak sama, Jam Gadang dan Big Ben London puya keterkaitan lho. Mesin jam yang dipakai Jam Gadang dan Big Ben sama-sama buatan Jerman. Pembuatnya hanya memproduksi 2 jam dengan mesin sama yakni di Big Ben London dan Jam Gadang Bukittinggi. (Rifkianto Nugroho)