Lucu dan Unik! Peneliti Temukan Lebih dari 100 Spesies Baru Hewan Laut

Beberapa spesies yang ditemukan telah dikumpulkan untuk dianalisis oleh para peneliti. "Identifikasi spesies secara menyeluruh bisa memakan waktu bertahun-tahun," kata Dr Jyotika Virmani, Direktur Eksekutif Schmidt Ocean Institute.

Sebuah tim peneliti yang menjelajahi pegunungan bawah laut di lepas pantai Chile telah menemukan lebih dari 100 spesies baru hewan laut. Para peneliti dari Schmidt Ocean Institute menjelajahi dasar laut selama lebih dari satu bulan dengan menggunakan kamera, instrumen ilmiah, dan bahkan robot, dan menemukan berbagai macam hewan menarik seperti lobster jongkok ini.

Para peneliti menemukan beberapa spesies bawah laut yang luar biasa termasuk karang, lobster dan bulu babi. Chaunacops ini terlihat pada kedalaman 1388 meter di bawah permukaan laut. Chaunacops juga dikenal sebagai kodok laut.

Para ilmuwan prihatin dengan dampak perubahan iklim terhadap kehidupan laut dan habitat di wilayah ini, dan temuan ini akan membantu para ilmuwan untuk memahami lebih lanjut tentang bagaimana kehidupan bawah laut terpengaruh. Cumi-cumi whiplash yang "jarang terlihat" ini ditemukan di kedalaman 1.105 meter.

Ekspedisi yang berlangsung dari tanggal 8 Januari-11 Februari ini menjelajahi lautan seluas 52.800 kilometer persegi, dari Chile hingga Rapa Nui (juga dikenal sebagai Pulau Paskah). Tim menemukan bahwa pegunungan bawah laut yang mereka jelajahi menjadi rumah bagi banyak spesies unik, termasuk spons rumit yang disebut Guyot Baral ini.

Kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV) yang disebut SuBastian digunakan untuk menjelajahi area yang hampir tidak mungkin dijangkau oleh manusia. ROV ini dapat menyelam sejauh 4.500 meter dan tidak memiliki awak. Schmidt Institute mengatakan bahwa kapal ini "dikemudikan secara real-time", yang berarti operator dapat mengontrol pergerakan SuBastian langsung dari kapal.

Menurut NASA, air menutupi 71% permukaan Bumi. Namun, kita hanya mengetahui sedikit tentang apa yang terjadi di bawah permukaannya. Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS menyatakan bahwa, pada tahun 2023, hanya seperempat dari "dasar laut global" yang telah dipetakan. Ini berarti mungkin ada berbagai jenis kehidupan laut yang hidup di planet kita yang belum kita ketahui.

Beberapa spesies yang ditemukan telah dikumpulkan untuk dianalisis oleh para peneliti. Identifikasi spesies secara menyeluruh bisa memakan waktu bertahun-tahun, kata Dr Jyotika Virmani, Direktur Eksekutif Schmidt Ocean Institute.
Sebuah tim peneliti yang menjelajahi pegunungan bawah laut di lepas pantai Chile telah menemukan lebih dari 100 spesies baru hewan laut. Para peneliti dari Schmidt Ocean Institute menjelajahi dasar laut selama lebih dari satu bulan dengan menggunakan kamera, instrumen ilmiah, dan bahkan robot, dan menemukan berbagai macam hewan menarik seperti lobster jongkok ini.
Para peneliti menemukan beberapa spesies bawah laut yang luar biasa termasuk karang, lobster dan bulu babi. Chaunacops ini terlihat pada kedalaman 1388 meter di bawah permukaan laut. Chaunacops juga dikenal sebagai kodok laut.
Para ilmuwan prihatin dengan dampak perubahan iklim terhadap kehidupan laut dan habitat di wilayah ini, dan temuan ini akan membantu para ilmuwan untuk memahami lebih lanjut tentang bagaimana kehidupan bawah laut terpengaruh. Cumi-cumi whiplash yang jarang terlihat ini ditemukan di kedalaman 1.105 meter.
Ekspedisi yang berlangsung dari tanggal 8 Januari-11 Februari ini menjelajahi lautan seluas 52.800 kilometer persegi, dari Chile hingga Rapa Nui (juga dikenal sebagai Pulau Paskah). Tim menemukan bahwa pegunungan bawah laut yang mereka jelajahi menjadi rumah bagi banyak spesies unik, termasuk spons rumit yang disebut Guyot Baral ini.
Kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV) yang disebut SuBastian digunakan untuk menjelajahi area yang hampir tidak mungkin dijangkau oleh manusia. ROV ini dapat menyelam sejauh 4.500 meter dan tidak memiliki awak. Schmidt Institute mengatakan bahwa kapal ini dikemudikan secara real-time, yang berarti operator dapat mengontrol pergerakan SuBastian langsung dari kapal.
Menurut NASA, air menutupi 71% permukaan Bumi. Namun, kita hanya mengetahui sedikit tentang apa yang terjadi di bawah permukaannya. Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS menyatakan bahwa, pada tahun 2023, hanya seperempat dari dasar laut global yang telah dipetakan. Ini berarti mungkin ada berbagai jenis kehidupan laut yang hidup di planet kita yang belum kita ketahui.