Keliling Museum Keraton Jogja, Rasakan Vibes Menjadi Tamu Raja

Dengan luas sekitar 14 hektar, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan istana resmi Kesultanan Yogyakarta. Kawasan ini menjadi living monument yang masih hidup dan lestari hingga sekarang, serta menjadi salah satu kawasan cagar budaya di Yogyakarta.
Terdiri dari tiga bagian, yaitu komplek depan kraton, komplek inti kraton, dan kompleks belakang kraton. Sayangnya, tidak semua area dapat dinikmati oleh pengunjung. Salah satu yang menjadi rujukan wisata favorit adalah Kagungan Dalem Komplek Kedhaton tepatnya di Museum Keraton Yogyakarta atau Museum Kedhaton.
Masuk ke Museum Keraton Yogyakarta pengunjung akan dikenai biaya Rp 15.000 untuk domestik dan Rp 25.000 untuk wisatawan asing. Setiap pengunjung yang hadir akan disambut sebagai tamu raja dan ditemani oleh abdi dalem sebagai pemandu.
Saat masuk pengunjung akan disambut pertama kali dengan ruang sidang atau disebut bangsal Pancaniti yang dulunya menjadi ruang peradilan meneliti lima perkara yang ada di kerajaan. Di tengah-tengahnya terdapat singgasana raja. Kemudian memasuki kawasan komplek inti akan disambut dengan dengan Bangsal Srimanganti yang menjadi ruang tunggu tamu raja sebelum diterima ke dalam.
Uniknya, setiap pintu gerbang keraton akan terlihat patung relik yang menjadi simbol tolak bala atau untuk menolak marabahaya. Di pintu gerbang depan terpampang tolak bala kemamang.
Keraton Yogyakarta sudah berdiri sejak zaman Sultan pertama tahun 1976 hingga kini menjadi tempat tinggal Sultan 10, istri, dan anak bungsunya. Di area komplek inti tersebut wisatawan dapat berkunjung dan menapaki sejarah dari masa kerajaan yang masih terjaga.
Selain berkeliling, pihak keraton aktif mengadakan pertunjukkan untuk menghibur tamu. Di Bangsal Srimanganti, dari pukul 09.00 hingga 11.00 setiap hari jenis pertunjukkan yang ditampilkan akan berbeda.
Masuk ke area yang lebih dalam terdapat Bangsar Kencana yang menjadi aula utama diselenggarakannya acara keluarga kerajaan seperti hajatan. Di sebelahnya terdapat Gedung Kuning yang menjadi kediaman Sultan.
Tidak hanya diminati oleh wisatawan domestik, namun terlihat destinasi Keraton sudah menjadi rujukan wajib bagi wisatawan asing yang mampir ke Jogja. Terlebih ada sekitar 57 abdi dalem yang bertugas sebagai pemandu wisata dengan sebagian besar memiliki kemampuan berbahasa asing seperti Inggris, Spanyol, Perancis, hinggan Jerman.
Dengan luas sekitar 14 hektar, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan istana resmi Kesultanan Yogyakarta. Kawasan ini menjadi living monument yang masih hidup dan lestari hingga sekarang, serta menjadi salah satu kawasan cagar budaya di Yogyakarta.
Terdiri dari tiga bagian, yaitu komplek depan kraton, komplek inti kraton, dan kompleks belakang kraton. Sayangnya, tidak semua area dapat dinikmati oleh pengunjung. Salah satu yang menjadi rujukan wisata favorit adalah Kagungan Dalem Komplek Kedhaton tepatnya di Museum Keraton Yogyakarta atau Museum Kedhaton.
Masuk ke Museum Keraton Yogyakarta pengunjung akan dikenai biaya Rp 15.000 untuk domestik dan Rp 25.000 untuk wisatawan asing. Setiap pengunjung yang hadir akan disambut sebagai tamu raja dan ditemani oleh abdi dalem sebagai pemandu.
Saat masuk pengunjung akan disambut pertama kali dengan ruang sidang atau disebut bangsal Pancaniti yang dulunya menjadi ruang peradilan meneliti lima perkara yang ada di kerajaan. Di tengah-tengahnya terdapat singgasana raja. Kemudian memasuki kawasan komplek inti akan disambut dengan dengan Bangsal Srimanganti yang menjadi ruang tunggu tamu raja sebelum diterima ke dalam.
Uniknya, setiap pintu gerbang keraton akan terlihat patung relik yang menjadi simbol tolak bala atau untuk menolak marabahaya. Di pintu gerbang depan terpampang tolak bala kemamang.
Keraton Yogyakarta sudah berdiri sejak zaman Sultan pertama tahun 1976 hingga kini menjadi tempat tinggal Sultan 10, istri, dan anak bungsunya. Di area komplek inti tersebut wisatawan dapat berkunjung dan menapaki sejarah dari masa kerajaan yang masih terjaga.
Selain berkeliling, pihak keraton aktif mengadakan pertunjukkan untuk menghibur tamu. Di Bangsal Srimanganti, dari pukul 09.00 hingga 11.00 setiap hari jenis pertunjukkan yang ditampilkan akan berbeda.
Masuk ke area yang lebih dalam terdapat Bangsar Kencana yang menjadi aula utama diselenggarakannya acara keluarga kerajaan seperti hajatan. Di sebelahnya terdapat Gedung Kuning yang menjadi kediaman Sultan.
Tidak hanya diminati oleh wisatawan domestik, namun terlihat destinasi Keraton sudah menjadi rujukan wajib bagi wisatawan asing yang mampir ke Jogja. Terlebih ada sekitar 57 abdi dalem yang bertugas sebagai pemandu wisata dengan sebagian besar memiliki kemampuan berbahasa asing seperti Inggris, Spanyol, Perancis, hinggan Jerman.