Dilansir dari Reuters, lereng curam dengan latar bangunan putih menjadi ciri khas dari Santorini, Yunani. Turis berebut tempat terbaik untuk berfoto sambil menantang teriknya matahari.
Begitu sampai di puncak, kerumunan memenuhi setiap gang dan titik pandang ke kaldera gunung berapi ikonik pulau itu.
Pulau yang dulunya indah, telah berubah menjadi monster. Pantai-pantainya telah dirusak oleh pariwisata massal.
Pihak berwenang di pulau tersebut telah bergabung dengan tempat-tempat wisata populer lainnya dalam menyerukan pembatasan jumlah pengunjung.
Jumlah wisatawan asing terus bertambah, sekitar 3,4 juta orang pada tahun lalu, menurut walikota Nikos Zorzos. Angka tersebut memberikan tekanan pada infrastruktur pulau yang sudah ketinggalan zaman dan membuat penduduk pulau tersebut tidak mampu membeli rumah.
Zorzos mengatakan bahwa ia telah mendesak pihak berwenang selama bertahun-tahun untuk tidak mengizinkan satu tempat tidur tambahan di pulau tersebut dan telah mengusulkan pembatasan jumlah pengunjung kapal pesiar dari 17.000 orang menjadi 8.000 orang per hari.
Bahkan pemilik bisnis yang diuntungkan oleh pariwisata pun merasa khawatir.
Ledakan pariwisata Santorini bergema di seluruh Yunani. Data menunjukkan pendapatan pariwisata nasional naik 16% dalam lima bulan pertama tahun ini, dan tahun 2024 diperkirakan akan melampaui rekor tahun lalu sebanyak 33 juta kedatangan.
Para turis tampaknya tidak keberatan saat mereka dengan riang berjalan melewati tanda yang bertuliskan 'HORMATI. Ini liburan Anda... tetapi ini rumah kami.'