Masjid Unik di Jaksel, Ada Perahu hingga Emas Tiga Kilogram

Masjid Agung Al Munada Darussalam Baiturrahman yang berada di kepadatan Jakarta Selatan menyimpan keunikan dan sejarah yang mendalam, mulai dari terdapat bangunan berbentuk perahu hingga adanya emas seberat tiga kilogram di ujung kubahnya.

Masjid ikonik yang dikenal dengan Masjid Perahu perlu menelusuri gang demi gang untuk menemukannya dan hanya bisa diakses dengan motor atau berjalan kaki. Tak perlu khawatir karena setelah sampai terdapat tempat parkir dan area masjidnya pun terbilang luas.

Masjid ini punya luas 1.500 meter persegi, dibangun sejak tahun 1962, oleh KH Abdurrahman Maksum bersama warga sekitar. detikTravel pun mendatangi masjid ikonik ini, pada Jumat (2/8/2024).

Dari penuturan sesepuh masjid, Nur Alim mengatakan awal adanya masjid ini hanya bangunan utama yang berada di tengah atau dahulu masih berupa langgar dan kini bangunan di area masjid ini terdiri dari teras depan, ruangan Al quran berukuran besar 2 meter x 1 meter yang berlapiskan kayu, dan bangunan perahu.

Lanjut Nur Alim, bangunan utama masjid masih mempertahankan konstruksi sejak awal dibangun. Hanya dilakukan perbaikan ketika ada yang sudah mulai rusak, di bangunan utama terdapat tiang-tiang dari kayu jati yang berada di tengah-tengah shaf.

Bagian samping kiri atau ruangan Al Quran besar dibangun di sekitar tahun 1980 sekaligus merenovasi beberapa bagian utama dan untuk teras depan pada tahun-tahun 1990-an. Di atas kubah masjid juga kata Nur Alim terdapat emas total seberat tiga kilogram yang dibagi ke 99 bagaian menyesuaikan dengan asmaul husna.

Kini masyarakat lebih mengenal masjid ini dengan sebutan Masjid Perahu. Letaknya juga tak jauh dari Mall Kota Kasablanka dan berada tepat di Jalan Menteng Pulo Raya No. 23, Jakarta Selatan.

Masjid Agung Al Munada Darussalam Baiturrahman yang berada di kepadatan Jakarta Selatan menyimpan keunikan dan sejarah yang mendalam, mulai dari terdapat bangunan berbentuk perahu hingga adanya emas seberat tiga kilogram di ujung kubahnya.
Masjid ikonik yang dikenal dengan Masjid Perahu perlu menelusuri gang demi gang untuk menemukannya dan hanya bisa diakses dengan motor atau berjalan kaki. Tak perlu khawatir karena setelah sampai terdapat tempat parkir dan area masjidnya pun terbilang luas.
Masjid ini punya luas 1.500 meter persegi, dibangun sejak tahun 1962, oleh KH Abdurrahman Maksum bersama warga sekitar. detikTravel pun mendatangi masjid ikonik ini, pada Jumat (2/8/2024).
Dari penuturan sesepuh masjid, Nur Alim mengatakan awal adanya masjid ini hanya bangunan utama yang berada di tengah atau dahulu masih berupa langgar dan kini bangunan di area masjid ini terdiri dari teras depan, ruangan Al quran berukuran besar 2 meter x 1 meter yang berlapiskan kayu, dan bangunan perahu.
Lanjut Nur Alim, bangunan utama masjid masih mempertahankan konstruksi sejak awal dibangun. Hanya dilakukan perbaikan ketika ada yang sudah mulai rusak, di bangunan utama terdapat tiang-tiang dari kayu jati yang berada di tengah-tengah shaf.
Bagian samping kiri atau ruangan Al Quran besar dibangun di sekitar tahun 1980 sekaligus merenovasi beberapa bagian utama dan untuk teras depan pada tahun-tahun 1990-an. Di atas kubah masjid juga kata Nur Alim terdapat emas total seberat tiga kilogram yang dibagi ke 99 bagaian menyesuaikan dengan asmaul husna.
Kini masyarakat lebih mengenal masjid ini dengan sebutan Masjid Perahu. Letaknya juga tak jauh dari Mall Kota Kasablanka dan berada tepat di Jalan Menteng Pulo Raya No. 23, Jakarta Selatan.