Merawat Ingatan Masa Lalu di Pameran Patung Galeri Nasional Indonesia

Pameran bertajuk ‘Patung dan Aktivisme’ ini menampilkan puluhan karya-karya monumental.
Pengangkatan tema sosial-politik ini tumbuh dari ekspresi keduanya dalam menyikapi liku hidup ini.
Dolorosa yang telah berkarya selama beberapa dekade berkolaborasi dengan sang murid Budi, upaya mereka untuk mengingatkan peristiwa-peristiwa penting nan getir hadir dalam sebuah karya.
Pengunjung melihat patung yang dipamerkan.
Ada lima patung yang dipajang di luar bangunan, di antaranya yang menarik adalah patung Monumen Pembantaian Massal 1965-1966.
Karya-karya yang dipamerkan dalam helatan Dolorosa Sinaga dan Budi Santoso ini diperkirakan terdapat 60 set karya.
Semua karya yang dipajang seperti memiliki daya magisnya tersendiri, karya yang dihasilkan dari tangan Budi salah satunya adalah pahatan marmer yang dideskripsikan sebagai ‘Ibu dan Anak’. Lekuk ukiran dalam patung itu selayaknya tengah berpelukan dengan kasih yang erat.
Belum lagi, kala berkunjung ke pameran ini lantunan musik yang agak kelam namun sedih menambah atmosfer dan pengalaman yang berbeda. Saat melihat patung dan membaca deskripsi disampingnya seakan dibawa pada emosi yang bercampur.