Potret Ramainya Desa Bukchon Hanok Korsel yang Bakal Terapkan Jam Malam

Desa Bukchon Hanok, kawasan permukiman dengan gang-gang sempit yang berliku, sudah ada sejak Dinasti Joseon (1392–1897). Kawasan ini telah menjadi tujuan wisata populer, terutama setelah ditampilkan dalam sebuah acara TV satu dekade lalu.
Namun, seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan, baik asing maupun Korea, kehadiran mereka telah menjadi lebih dari sekadar gangguan bagi penduduk setempat — kebisingan, membuang sampah sembarangan, buang air kecil di tempat umum, dan pelanggaran privasi.
Beberapa wisatawan tertangkap kamera pengawas saat mencoba memasuki rumah pribadi atau mengintip ke dalam tanpa izin, sehingga menimbulkan pertikaian dengan penduduk setempat.
Sekitar 6 juta orang mengunjungi desa tersebut tahun lalu, menurut data pariwisata, sementara populasi penduduk Bukchon saat ini sekitar 6.100 orang. Banyak penduduk yang memilih untuk pindah, yang menyebabkan penurunan populasi desa sebesar 27,6% selama sepuluh tahun terakhir, menurut kantor distrik Jongno, wilayah tempat desa tersebut berada.
Pihak berwenang mengeluarkan kebijakan "jam malam" yang akan datang yang bertujuan untuk mengurangi jumlah turis yang berlebihan. Dengan masa uji coba yang dimulai pada bulan November dan diluncurkan secara resmi pada bulan Maret tahun depan, jam malam akan membatasi akses wisatawan ke area tertentu di Bukchon mulai pukul 5 sore (0800 GMT) hingga pukul 10 pagi.
Bagi pelanggar, denda sebesar 100 ribu W=won atau sekitar Rp 1,137 juta menantinya. Namun, penduduk skeptis tentang efektivitas kebijakan tersebut dengan menyebutkan celah-celah seperti pengecualian bagi wisatawan yang menginap di akomodasi hanok. Mereka juga menyalahkan maraknya penginapan hanok yang dikelola perusahaan karena mengganggu kehidupan mereka.
Sejak 2020, pihak berwenang telah melonggarkan pembatasan terhadap rumah tradisional Korea yang menawarkan akomodasi, yang menyebabkan lonjakan penginapan hanok yang dikelola perusahaan di area permukiman. Pada 2010, 10 rumah tradisional didaftarkan di Bukchon dengan nama 'Usaha Pengalaman Perumahan Tradisional Korea'; pada Oktober 2024, jumlah tersebut melonjak menjadi 116, menurut kantor distrik.