Ribuan pengunjung, termasuk wisatawan asing yang bersenjata pistol air plastik, membanjiri jalan-jalan Bangkok pada hari Minggu (13/4) untuk merayakan Tahun Baru tradisional Thailand di tengah teriknya cuaca April.
Para pengunjung yang basah kuyup berjalan-jalan di sepanjang jalan sepanjang setengah kilometer (0,3 mil) di Khaosan Road, dengan gembira menyiramkan air dan menari mengikuti alunan musik dari bar dan pedagang di pinggir jalan.
Orang-orang membawa pistol air plastik, mengenakan kacamata dan topi untuk perlindungan saat mengikuti perang air.
Percikan air membantu mengatasi panas sementara suhu melonjak hingga 36 derajat Celsius di bawah terik matahari siang.
Perayaan itu diadakan beberapa minggu setelah gempa bumi dahsyat mengguncang negara tetangga Myanmar pada bulan Maret, membuat beberapa pengunjung ragu untuk bergabung dengan kerumunan besar — tetapi yang lain mengatakan bahwa perayaan itu terasa lebih aman daripada yang mereka duga.
Menurut kementerian pariwisata, Thailand mempertahankan targetnya untuk mendatangkan 38 juta wisatawan asing pada tahun 2025 meskipun baru-baru ini terjadi gempa bumi. Pemerintah mengatakan dampaknya diperkirakan terbatas dan berjangka pendek, dengan hanya sekitar 1.000 pembatalan kamar hotel dilaporkan setelah getaran dari gempa yang berpusat di Myanmar terasa di Bangkok.
Festival ini secara tradisional menandai berakhirnya musim kemarau dan dimulainya siklus pertanian baru. Perayaan yang berlangsung selama beberapa hari ini sering dijuluki sebagai perang air terbesar di dunia — simbol pembersihan dan pembaruan.