Ribuan Orang Mengikuti 'Tarian Kematian' Selama Pekan Suci di Spanyol

Pekan Suci berlangsung dengan sangat indah di kota kecil Verges, Catalonia, Spanyol timur laut. Penduduk mengenakan kostum kerangka dan membawa obor menyala untuk menampilkan Tari Kematian yang telah ada selama berabad-abad.

Pertunjukan pada hari Jumat (18/4), dimulai pada tengah malam. Peserta melukis wajah mereka, menyesuaikan kostum yang menyerupai tulang, dan mendandani anak-anak dengan pakaian yang menyeramkan seperti kerangka.

 

Pertunjukan ini merupakan salah satu tradisi Pekan Suci tertua dan paling simbolis di Spanyol, yang dimulai sejak abad ke-14 ketika Wabah Hitam melanda Eropa. Pertunjukan ini menggabungkan unsur-unsur sandiwara moralitas abad pertengahan dengan ritual Katolik, yang mengingatkan penonton akan langkah pasti menuju kematian.

 

Saat lima penari kerangka—masing-masing memegang simbol seperti sabit atau jam tanpa jarum—bergerak berirama mengikuti ketukan drum tunggal di Plaça Major, mereka diikuti oleh para peniten berkerudung yang membawa lilin. Di Jalan Siput (Carrer Cargol), penduduk meletakkan lilin yang terbuat dari kulit siput ke dinding, menerangi jalan dengan cahaya yang berkedip-kedip dan samar.

 

Prosesi tersebut mencapai puncaknya di alun-alun kota, tempat para pria berpakaian seperti tentara Romawi melakukan penyaliban Yesus Kristus. Momen khidmat penghormatan yang terjadi setelahnya menandai berakhirnya tontonan tersebut.

 
Pekan Suci berlangsung dengan sangat indah di kota kecil Verges, Catalonia, Spanyol timur laut. Penduduk mengenakan kostum kerangka dan membawa obor menyala untuk menampilkan Tari Kematian yang telah ada selama berabad-abad.
Pertunjukan pada hari Jumat (18/4), dimulai pada tengah malam. Peserta melukis wajah mereka, menyesuaikan kostum yang menyerupai tulang, dan mendandani anak-anak dengan pakaian yang menyeramkan seperti kerangka. 
Pertunjukan ini merupakan salah satu tradisi Pekan Suci tertua dan paling simbolis di Spanyol, yang dimulai sejak abad ke-14 ketika Wabah Hitam melanda Eropa. Pertunjukan ini menggabungkan unsur-unsur sandiwara moralitas abad pertengahan dengan ritual Katolik, yang mengingatkan penonton akan langkah pasti menuju kematian. 
Saat lima penari kerangka—masing-masing memegang simbol seperti sabit atau jam tanpa jarum—bergerak berirama mengikuti ketukan drum tunggal di Plaça Major, mereka diikuti oleh para peniten berkerudung yang membawa lilin. Di Jalan Siput (Carrer Cargol), penduduk meletakkan lilin yang terbuat dari kulit siput ke dinding, menerangi jalan dengan cahaya yang berkedip-kedip dan samar. 
Prosesi tersebut mencapai puncaknya di alun-alun kota, tempat para pria berpakaian seperti tentara Romawi melakukan penyaliban Yesus Kristus. Momen khidmat penghormatan yang terjadi setelahnya menandai berakhirnya tontonan tersebut.