Di tengah gempuran zaman modern, masih ada ruang di mana tradisi leluhur tetap dijaga dengan sepenuh jiwa. Di Padepokan Keris Brojobuwono, Wonosari, Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah, proses pembuatan keris pusaka tosan aji terus dilakukan dengan cara tradisional yang sarat makna dan kesakralan. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Tak sekadar menempa logam, proses ini merupakan perjalanan spiritual. Seorang panjak atau pembantu empu terlihat mengayunkan palu panas ke batang logam, membentuk bilah yang kelak menjadi keris. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Namun lebih dari itu, pembuatan keris pusaka melibatkan lelaku, rangkaian ritual batin seperti puasa, semedi, hingga doa-doa khusus yang dipercaya menyatu dengan energi keris dan kepribadian pemiliknya. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Untuk menyelesaikan satu bilah keris, empu dan panjak bisa menghabiskan waktu antara dua bulan hingga satu tahun. Bagi masyarakat Jawa dan Nusantara secara luas, keris pusaka bukan sekadar senjata atau benda antik, melainkan simbol kearifan, kekuatan spiritual, dan jati diri. Di Karanganyar, nilai-nilai itu terus dihidupkan, mengajarkan bahwa tradisi adalah akar yang tak boleh tercerabut, bahkan oleh zaman. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha