Warna-warni Kehidupan Malam di Dotonbori

Dotonburi bermula pada awal tahun 1600-an, saat itu pengusaha setempat memperluar tepi Sungai Dotonbori untuk meningkatkan kesempatan berniaga. (Anadolu via Getty Images/Anadolu)
Dalam 50 tahun, daerah ini meluas popularitasnya, menghadirkan teater untuk enam teater kabuki dan lima bunraku (boneka) (Anadolu via Getty Images/Anadolu)
Dotonbori semarak dengan dinding-dinding neon yang menjulan tinggi. (Anadolu via Getty Images/Anadolu)
Papan iklan Glico Man menjadi ikon dari kawasan ini. Papan neon besar yang menampilkan seorang pria berlari di trek lomba berwarna biru itu pertama kali didirikan pada tahun 1935 untuk iklan Glico. (Anadolu via Getty Images/Anadolu)
Semakin malam, kedua sisi sungai akan semakin ramai. Kios-kios menjual berbagai makanan dan minuman. (Anadolu via Getty Images/Anadolu)
Dotonbori paling baik dijelajahi pada sore hari. Kios-kios ramen jadi yang paling diminati. (Anadolu via Getty Images/Anadolu)
Mulai aktif sekitar pukul 22.00 waktu setempat, Dotonbori akan semakin ramai saat malam tiba. (Anadolu via Getty Images/Anadolu)
Kamu yang mau melanjutkan nongkrong bisa menuju Shinbaibasi, pusat retail Jepang sejak pertengahan abad ke-18 alias zaman Edo. (Anadolu via Getty Images/Anadolu)