Seorang perempuan mengambil foto Gerbang Brandenburg dengan ponselnya di Berlin, Jerman. Foto: REUTERS/Annegret Hilse
Di tengah banyaknya kota di Eropa selatan yang mulai jenuh dengan turis, Berlin justru mempromosikan diri sebagai penawar bagi kerumunan, gelombang panas yang menyengat, dan protes anti-pariwisata yang menimbulkan masalah di tempat lain. Foto: REUTERS/Annegret Hilse
Ibu kota Jerman ini mempromosikan kancah seni mutakhirnya, istana-istana Prusia, dan klub-klub tekno ternama untuk mendongkrak sektor pariwisata yang tertinggal dari ledakan pascapandemi yang terjadi di wilayah Eropa lainnya. Foto: REUTERS/Annegret Hilse
Berlin—rumah bagi sekitar 4 juta orang—menarik 5,9 juta pengunjung pada paruh pertama tahun ini, yang mencakup 13,9 juta kunjungan, menurut kantor statistik Berlin-Brandenburg. Angka ini masing-masing turun 1,8% dan 2,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Foto: REUTERS/Annegret Hilse
Tingkat hunian hotel rata-rata 52,8% selama periode yang sama, tertinggal dari Madrid yang mencapai 65% dan Paris yang mencapai 79%, kota-kota di mana pariwisata telah pulih lebih cepat sejak pandemi COVID-19. Foto: REUTERS/Annegret Hilse
Pada tahun 2019, sebelum pandemi, Berlin menarik hampir 14 juta wisatawan, dengan 34 juta kunjungan menginap. Pariwisata menghasilkan 4,6% dari output Berlin pada tahun 2023, termasuk dampak tidak langsung, menurut perkiraan sebuah studi DIW Econ. Foto: REUTERS/Annegret Hilse
Sebagai perbandingan, pariwisata menyumbang sekitar 14% dari ekonomi lokal di Paris dan Roma, dan 8% di Madrid, dan Berlin lebih bergantung pada wisatawan Jerman yang sadar biaya. Sementara itu, kedatangan internasional turun sebesar 4,7% pada paruh pertama tahun ini. Foto: REUTERS/Annegret Hilse