Tradisi Aci Tabuh Rah Pengangon, Warga Bali Rayakan Perang Ketupat di Badung

Sejumlah warga saling melempar ketupat saat Tradisi Aci Tabuh Rah Pengangon atau Tradisi Perang Ketupat di Desa Kapal, Badung, Bali, Senin (6/10/2025). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Tradisi tahunan ini digelar bertepatan dengan Hari Suci Purnama Kapat sebagai ungkapan syukur atas hasil panen dan kesuburan lahan pertanian, sekaligus doa memohon kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat desa. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Dalam pelaksanaannya, warga membawa berbagai sarana persembahyangan menuju pura setempat sebelum acara puncak dimulai. Setelah upacara doa, warga kemudian saling melempar ketupat sebagai simbol pengorbanan dan kebersamaan. Momen ini menciptakan suasana meriah dan penuh tawa, namun tetap dijalankan dengan nuansa sakral yang kental dengan nilai-nilai spiritual dan adat Bali. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Tradisi Aci Tabuh Rah Pengangon telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2019, menandakan pentingnya upacara ini dalam menjaga kelestarian budaya Bali. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Sejumlah warga saling melempar ketupat saat Tradisi Aci Tabuh Rah Pengangon atau Tradisi Perang Ketupat di Desa Kapal, Badung, Bali, Senin (6/10/2025). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Tradisi tahunan ini digelar bertepatan dengan Hari Suci Purnama Kapat sebagai ungkapan syukur atas hasil panen dan kesuburan lahan pertanian, sekaligus doa memohon kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat desa. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Dalam pelaksanaannya, warga membawa berbagai sarana persembahyangan menuju pura setempat sebelum acara puncak dimulai. Setelah upacara doa, warga kemudian saling melempar ketupat sebagai simbol pengorbanan dan kebersamaan. Momen ini menciptakan suasana meriah dan penuh tawa, namun tetap dijalankan dengan nuansa sakral yang kental dengan nilai-nilai spiritual dan adat Bali. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Tradisi Aci Tabuh Rah Pengangon telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2019, menandakan pentingnya upacara ini dalam menjaga kelestarian budaya Bali. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo