Saat pidato kenegaraan dalam Rapat Tahunan MPR dan Rapat Bersama DPR & DPD RI 2022, Presiden Jokowi mengenakan Baju Paksian dari Bangka Belitung yang terdiri dari jubah panjang sebatas betis, celana panjang, selempang dan kain tenun cual khas Bangka. Adapun untuk penutup kepala dipakaikan sungkon. Pada baju terdapat ornamen hiasan bermotif Pucuk Rebung. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
Pada 2021, Presiden Jokowi memilih baju adat Suku Baduy dari Lebak, Provinsi Banten. Jokowi memakai telekung, baju kutung, dan tas selempang. Telekung adalah ikat kepala, kadang disebut 'koncer' atau 'roma'. Ikat kepala ini merupakan hasil tenun masyarakat Baduy. Kutung adalah baju putih berlengan panjang tanpa kerah, juga disebut 'jamang sangsang'. Namun, yang dipakai Jokowi adalah baju berwarna biru dongker. (Twitter @jokowi)
Dalam pidato kenegaraan pada 2020, Jokowi mengenakan baju adat Suku Sabu dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Suku Sabu merupakan salah satu kelompok etnis masyarakat yang mendiami Pulau Sawu dan Pulau Raijua di NTT. Baju yang dikenakan Jokowi terdiri dari kemeja hitam lengan panjang, kain selempang dengan corak bunga berwarna emas, yang dilengkapi dengan ikat kepala bercorak serupa. (Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Pada pidato kenegaraan 2019, Presiden Jokowi memilih baju adat Suku Sasak dari Nusa Tenggara Barat (NTB). Pakaian adat pria Suku Sasak itu disebut dengan pegon. Pegon yang berbentuk seperti jas memiliki akulturasi dan pengaruh dari tradisi Jawa dan jas Eropa. Percampuran ini dianggap sebagai lambang keagungan dan kesopanan. (Lamhot Aritonang/detikcom)