
Getok Harga di Puncak
Marak kabar yang menyebut bahwa pedagang di Puncak, Bogor menggetok harga ke wisatawan. Beberapa kali ada insiden getok harga yang muncul ke sosial media dan viral.
Marak kabar yang menyebut bahwa pedagang di Puncak, Bogor menggetok harga ke wisatawan. Beberapa kali ada insiden getok harga yang muncul ke sosial media dan viral.
Fenomena getok harga di warung-warung Puncak menjadi sorotan pada beberapa waktu lalu. Kini, apakah fenomena itu sudah tiada lagi?
Tempat istirahat atau rest area yang tengah dibangun di Puncak diharapkan bisa menghentikan getok harga.
Saat jalan-jalan ke Puncak, wisatawan akan menemukan deretan wisata kuliner di sepanjang jalan. Mulai dari kopi hingga jagung bakar menarik untuk dicicipi.
Terkait getok harga yang marak di Puncak, Kepala Disparbud Kabupaten Bogor meminta wisatawan memahami kalkulasi bisnis. Menurutnya, ini hanya kejadian khusus.
Jalan-jalan di suatu kota serasa tak lengkap jika melewatkan wisata kulinernya. Namun ada saja pedagang yang mematok harga terlalu mahal untuk wisatawan.
Fenomena oknum pedagang di Puncak yang menggetok turis juga menjadi perhatian Menparekraf Sandiaga Uno. Ia ingin tiada lagi aksi menggetok harga.
Virus Covid-19 varian Mu membuat RI kembali perketat perbatasan. Sementara itu cerita pedagang kopi dan turis di Bogor sedang ramai diperbincangkan.
Praktik pedagang menggetok harga juga terjadi di kawasan Puncak, Bogor. Ada beberapa kiat atau cara biar traveler tak mudah dibohongi.
Pedagang Puncak menganggap wajar kopi segelas seharga Rp 100 ribu. Karena, wisatawan betah nongkrong hingga berjam-jam atau bisa dibilang menginap di warung.
Harga kopi dan mie instan di Puncak Bogor disebut digetok mencapai ratusan ribu rupiah. Menurut salah satu pedagang di sana, hal ini menyangkut dari tamu.