Senin, 26 Mei 2014 18:24 WIB
TRAVEL NEWS
Petualangan Ekstrem Caldera Menjelajah Indonesia

Jakarta - Indonesia memang sangat seru untuk dijelajahi. Provider outdoor activity Caldera menggelar The Extreme Journey dimana para peserta akan menjelajah dan menghadapi tantangan petualangan.
Dalam rilis Caldera Sobek Corporation kepada detikTravel, Senin (26/5/2014), The Extreme Journey menggabungkan petualangan, tantangan, serta tekanan fisik dan mental. Tahun ini The Extreme Journey menggabungkan game petualangan dengan social media.
Lomba ini diikuti 27 orang yang sebelumnya diseleksi dengan ketat. Mereka dibagi dalam tim 3 orang yang disebar ke 3 kawasan yang diikuti masing-masing 3 tim. Peserta hanya boleh membawa 1 smartphone untuk membantu mereka menyelesaikan tantangan.
Pemenang dari setiap regional akan diadu di tingkat Asia untuk memperebutkan hadiah Rp 39 juta. Pada 22 Mei, 18 peserta regional 1 dan 2 sudah dipersiapkan untuk bertualang sementara regional 3 setelah regional 1 dan 2 selesai. Petualangan pun dimulai 23-31 Mei 2014.
Pada Sabtu 24 Mei 2014, peserta regional 1 dilepas untuk bertualang di Pulau Jawa dan Bali. Sedangkan regional 2 akan bertarung di Sulawesi. Pukul 05.30 WIB peserta Regional 1 dilepas di Bundaran HI. Sedangkan tim regional 2 sampai keberangkatan mereka tidak tahu akan dilepas d imana.
Setelah dibagikan amplop tugas dan amplop biaya semua tim langsung bergerak menuju ke check point pertama. Tim Biru yang beranggotakan Pandhu W Adiraharja, Imam Sukamto, dan Andika Rahmawati, begitu berhasil memecahkan clue check point pertama mereka langsung bergerak ke Halte Tosari dengan tujuan Terminal Kampung Rambutan namun di tengah jalan mereka berubah pikiran.
Tim Biru memutuskan untuk menunggu bis ke Garut di Pasar Rebo agar bisa menghemat waktu. Setelah menunggu 15 menit akhirnya bis yang ditunggu datang. Lagi-lagi kesulitan menghandang Tim Biru bis yang mereka naiki ternyata tidak melewati Tol Cileunyi tapi memutar lewat Ciawi. Mengetahui itu Tim Biru langsung turun dan mencari bis pengganti. Hal ini tentunya sangat merugikan untuk Tim Biru karena budget yang diberikan sangat terbatas.
Berbeda dengan Tim Biru, Tim Hijau yang beranggotakan Rijal Fahmi Mohamadi, Lu'lu Hilia addini, dan Deta Arya Swara Intifada dan Tim Merah yang beranggotakan Ignasius Seto Lareno, Yeni Rahmawati (Arry), dan Rinaldi Maulana tidak banyak mendapat halangan selama perjalanan menuju ke check point pertama.
Sesampainya di Garut semua tim bersiap untuk melakukan tantangan pertama yaitu membuat rakit dan memakai rakit itu untuk mengarungi Sungai Cimanuk yang ada di Garut sejauh 500 meter. Tantangan ini benar-benar membuat kewalahan semua peserta karena tidak ada satu pun di antara mereka yang pernah membuat rakit apalagi mengarungi sungai dengan rakit.
Tim Biru beberapa kali mengalami kerusakan rakit sehingga terpaksa berhenti di pinggir kali untuk memperbaikinya. Demikian juga dengan Tim Hijau bahkan slah satu peserta dari Tim Hijau tertinggal tanpa disadari oleh anggota yang lain. Sementara Tim Merah juga beberapa kali harus berhenti untuk memperbaiki ikatan di rakitnya.
Hujan yang turun serta derasnya arus sungai yang berbatu membuat tantangan ini memang lebih sulit untuk dijalani. Namun dengan kekompakan tim dan perjuangan luar biasa dari semua anggota tim akhirnya tantangan rakit di Sungai Cimanuk ini berhasil juga mereka tundukan.
(fay/fay)
Dalam rilis Caldera Sobek Corporation kepada detikTravel, Senin (26/5/2014), The Extreme Journey menggabungkan petualangan, tantangan, serta tekanan fisik dan mental. Tahun ini The Extreme Journey menggabungkan game petualangan dengan social media.
Lomba ini diikuti 27 orang yang sebelumnya diseleksi dengan ketat. Mereka dibagi dalam tim 3 orang yang disebar ke 3 kawasan yang diikuti masing-masing 3 tim. Peserta hanya boleh membawa 1 smartphone untuk membantu mereka menyelesaikan tantangan.
Pemenang dari setiap regional akan diadu di tingkat Asia untuk memperebutkan hadiah Rp 39 juta. Pada 22 Mei, 18 peserta regional 1 dan 2 sudah dipersiapkan untuk bertualang sementara regional 3 setelah regional 1 dan 2 selesai. Petualangan pun dimulai 23-31 Mei 2014.
Pada Sabtu 24 Mei 2014, peserta regional 1 dilepas untuk bertualang di Pulau Jawa dan Bali. Sedangkan regional 2 akan bertarung di Sulawesi. Pukul 05.30 WIB peserta Regional 1 dilepas di Bundaran HI. Sedangkan tim regional 2 sampai keberangkatan mereka tidak tahu akan dilepas d imana.
Setelah dibagikan amplop tugas dan amplop biaya semua tim langsung bergerak menuju ke check point pertama. Tim Biru yang beranggotakan Pandhu W Adiraharja, Imam Sukamto, dan Andika Rahmawati, begitu berhasil memecahkan clue check point pertama mereka langsung bergerak ke Halte Tosari dengan tujuan Terminal Kampung Rambutan namun di tengah jalan mereka berubah pikiran.
Tim Biru memutuskan untuk menunggu bis ke Garut di Pasar Rebo agar bisa menghemat waktu. Setelah menunggu 15 menit akhirnya bis yang ditunggu datang. Lagi-lagi kesulitan menghandang Tim Biru bis yang mereka naiki ternyata tidak melewati Tol Cileunyi tapi memutar lewat Ciawi. Mengetahui itu Tim Biru langsung turun dan mencari bis pengganti. Hal ini tentunya sangat merugikan untuk Tim Biru karena budget yang diberikan sangat terbatas.
Berbeda dengan Tim Biru, Tim Hijau yang beranggotakan Rijal Fahmi Mohamadi, Lu'lu Hilia addini, dan Deta Arya Swara Intifada dan Tim Merah yang beranggotakan Ignasius Seto Lareno, Yeni Rahmawati (Arry), dan Rinaldi Maulana tidak banyak mendapat halangan selama perjalanan menuju ke check point pertama.
Sesampainya di Garut semua tim bersiap untuk melakukan tantangan pertama yaitu membuat rakit dan memakai rakit itu untuk mengarungi Sungai Cimanuk yang ada di Garut sejauh 500 meter. Tantangan ini benar-benar membuat kewalahan semua peserta karena tidak ada satu pun di antara mereka yang pernah membuat rakit apalagi mengarungi sungai dengan rakit.
Tim Biru beberapa kali mengalami kerusakan rakit sehingga terpaksa berhenti di pinggir kali untuk memperbaikinya. Demikian juga dengan Tim Hijau bahkan slah satu peserta dari Tim Hijau tertinggal tanpa disadari oleh anggota yang lain. Sementara Tim Merah juga beberapa kali harus berhenti untuk memperbaiki ikatan di rakitnya.
Hujan yang turun serta derasnya arus sungai yang berbatu membuat tantangan ini memang lebih sulit untuk dijalani. Namun dengan kekompakan tim dan perjuangan luar biasa dari semua anggota tim akhirnya tantangan rakit di Sungai Cimanuk ini berhasil juga mereka tundukan.
(fay/fay)