AirAsia dinobatkan sebagai Maskapai Berbiaya Hemat Terbaik Dunia untuk keempat kalinya berturut-turut pada Grand Final World Travel Awards (WTA) ke-23 yang berlangsung di Male, Maladewa.
Maskapai berbiaya hemat terbesar di Asia ini mengalahkan para pesaing dari lima benua, antara lain Ryanair, easyJet, Jetstar Airways, Southwest Airlines, JetBlue Airways, Norwegian, Kulula, Mango, fastjet, flydubai, Air Arabia, flynas dan WestAir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesuksesan AirAsia pada kategori ini berawal dari penghargaan Layanan Inflight Terbaik di Asia dari ajang WTA pada bulan Oktober lalu, yang juga berhasil diraih untuk pertama kalinya bagi AirAsia. CEO Grup AirAsia, Tony Fernandes pun menyatakan turut senang atas prestasi AirAsia ini.
"Senang sekali rasanya bisa kembali dinobatkan sebagai maskapai berbiaya hemat terbaik dunia untuk keempat kalinya berturut-turut. Sebuah kehormatan bagi AirAsia untuk dapat menutup tahun yang cemerlang ini, tidak hanya dengan laporan keuangan yang baik namun juga mendapatkan pengakuan dari industri," kata Tony dalam keterangan persnya kepada detikTravel, Sabtu (3/12/2016).
Penghargaan ini dinilai berdasarkan kriteria kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan, kinerja secara keseluruhan, inovasi produk, pengembangan dan pengelolaan sumber daya manusia, program tanggung jawab sosial perusahaan dan kontribusi terhadap masyarakat, komitmen terhadap kebijakan berkesinambungan, serta pemenuhan visi perusahaan jangka panjang.
"Kami juga sangat bangga dengan penghargaan Layanan Inflight Terbaik Dunia yang kami raih untuk pertama kalinya. Saya selalu mengatakan bahwa awak kabin dan produk inflight kami memang luar biasa, dan hal ini terbukti karena AirAsia berhasil mengalahkan bukan hanya satu, dua, atau tiga, tetapi delapan maskapai full-service untuk meraih penghargaan ini," imbuh Tony.
World Travel Awards merupakan ajang yang bertujuan untuk memberikan penghargaan atas pencapaian para pelaku industri perjalanan dan pariwisata di seluruh sektor, berdasarkan pilihan para profesional dalam industri perjalanan maupun pelaku pariwisata kelas menengah atas. (wsw/wsw)












































Komentar Terbanyak
Bupati Aceh Selatan Umrah Saat Darurat Bencana-Tanpa Izin Gubernur & Mendagri
Turis Asing di Kertajati Turun, Dedi Mulyadi: Penerbangannya Kan Nggak Ada
Temuan Kemenhut Soal Kerusakan Hutan Sumatera, Bukan Cuma Faktor Cuaca