Pengamat sekaligus praktisi yang sudah lama berkecimpung di dunia pariwisata, Tedjo Iskandar berpendapat bahwa Travel Advice yang dikeluarkan Pemerintah Inggris dan Australia, terkait ancaman terorisme di Indonesia tidak akan berdampak banyak bagi dunia pariwisata Indonesia.
Tedjo yang juga merupakan pendiri Tourism Training Centre (TTC), menilai Travel Advice baru akan berdampak banyak bila negara seperti China yang mengeluarkan. Itu karena jumlah turis China yang sangat banyak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tedjo berasalan China saat ini memegang peranan penting, karena jumlah penduduknya yang jadi wisatawan, merajai tingkat kunjungan di beberapa negara dunia. Kalau sampai China yang mengeluarkan imbauan tersebut, pariwisata Indonesia bisa mati suri.
Tedjo pun mencontohkan pariwisata di negara Taiwan yang terancam gulung tikar karena aksi boikot dari Pemerintah China, akibat konflik kedua negara yang berlarut-larut. Tedjo berharap pariwisata di Indonesia tidak akan menjadi seperti itu, akibat isu terorisme.
"Yang paling penting, jangan sampai China yang kasih Travel Warning. Selesai kita," tegas Tedjo.
Meski terkadang banyak stigma negatif soal turis China dari mulai pelit, sampai jorok, tetapi mereka masih penting karena volume mereka yang sangat banyak. Merekalah salah satu pasar pariwisata terbesar di dunia. (wsw/aff)












































Komentar Terbanyak
Pembegalan Warga Suku Baduy di Jakpus Berbuntut Panjang
Kisah Sosialita AS Liburan di Bali Berakhir Tragis di Tangan Putrinya
Tarif Parkir Terbaru di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Ini Rinciannya