Kemenpar Akan Tingkatkan Kinerja Demi Pariwisata Indonesia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kemenpar Akan Tingkatkan Kinerja Demi Pariwisata Indonesia

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Selasa, 07 Mar 2017 12:30 WIB
Suasana Focus Group Discussion GIPI di Kemenpar (Masaul/detikTravel)
Jakarta - Menpar Arief Yahya buka-bukaan soal kinerja di lembaga yang dipimpinnya. Kinerja lambat yang masih melekat akan diubah seperti perusahaan komersial.

"Rekan-rekan kita harus tahu untuk menentukan pasar, seperti Arab Saudi liburannya di bulan Juli-Agustus. Regulasi dari pemerintah terhadap suatu bisnis wisata dampaknya 50 persen. Impact terbesar dari regulasi," kata Arief, di Balairung Soesilo Soedarman, Kemenpar, Jakarta, Selasa (7/3/2017).

Hal itu diucapkan Arief saat membuka Focus Group Discussion (FGD) GIPI (Gabungan Industri Pariwisata Indonesia) dalam rangka kerjasama industri pariwisata.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya lihat regulasi dan bongkar. Saya akan transform Kemenpar dari birokrasi menjadi korporasi," imbuh dia.

Oleh karena itu, Menpar mengajak para pelaku industri wisata untuk bekerjasama dengan pemerintah. Dalam hal ini, pelaku industri harus bisa meyakinkan pemerintah bahwa yang diinginkannya untuk kepentingan bersama.

"Government punya kekuasaan. Jangan dilawan karena dia tembok. Maka pengaruhi saja. Misalnya, kalau regulasi ini dicabut maka ekonomi akan naik," tegas Arief.

Selanjutnya, dalam FGD ini Menpar menginginkan para pelaku usaha untuk fokus dalam membahas suatu hal. Ia juga memberikan kejelasan bagi para pelaku industri wisata bahwa setiap destinasi unggulan akan mempunyai bandara internasional.

"Jangan sampai tidak fokus karena tidak akan ada hasilnya. Saya sering ketemu asosiasi seperti ini, maka dari itu kerjakan satu-satu dan kemudian jalan," jelas Arief.

"Saya beri tahu, seluruh destinasi adalah internasional airport. Karena, kalau mau jadi global player gunakanlah standar dunia," tutup dia.

Di kesempatan sama, Ketua GIPI Didien Djunaedy menjelaskan bahwa pelaku industri yang hadir sekitar 82 orang dalam FGD ini. Kata dia, GIPI akan merekomendasikan hal-hal penting bagi regulator.

"Dalam rangka menyokong pemerintah mewujudkan 15 juta wisman dan lebih dari 200 juta wisnus kita yakin tercapai. Contohnya, saat ini dalam wisata bahari pemerintah menghilangkan regulasi teritori, artinya kapal yacht dapat masuk dengan mudah," kata Didien.

Kata Didien, di Indonesia saat ini dapat mengakomodir 2.000 yacht. Masa kunjungannya pun mencapai 2-3 bulan yang tentunya memiliki imbas penting bagi ekonomi di sekitar yacht bersandar. (bnl/rdy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads