Industri Penerbangan AS Rugi Jutaan Dolar per Hari Imbas Shutdown

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Industri Penerbangan AS Rugi Jutaan Dolar per Hari Imbas Shutdown

Muhammad Lugas Pribady - detikTravel
Jumat, 14 Nov 2025 06:20 WIB
Ribuan penumpang pesawat tertahan di sejumlah bandara utama Amerika Serikat menyusul kebijakan pengurangan penerbangan akibat penutupan sementara (shutdown) pemerintahan federal. Situasi tersebut membuat antrean panjang dan penundaan jadwal keberangkatan di berbagai kota besar, termasuk di Bandara Internasional San Francisco, California, dan Bandara Internasional Hartsfield-Jackson Atlanta, Georgia, pada Kamis (6/11/2025). REUTERS/Carlos Barria
Ilustrasi. (REUTERS/Carlos Barria)
Washington -

Penutupan pemerintah federal Amerika Serikat yang terlama dalam sejarah memicu kekacauan di dunia penerbangan. Puluhan ribu penerbangan terganggu dalam beberapa hari terakhir, menggoyahkan optimisme maskapai AS terhadap kinerja mereka di musim liburan tahun ini.

Melansir Reuters, Jumat (13/11/2025) maskapai-maskapai sebelumnya sudah berupaya meminimalkan efek berantai dari gangguan tersebut terhadap jadwal penerbangan, penumpang, dan pendapatan mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maskapai memperkirakan permintaan penerbangan akan tetap stabil pada kuartal ini, meski pemesanan untuk perjalanan bisnis dan liburan sempat menurun pada paruh pertama 2025 karena kekhawatiran ekonomi serta ketegangan perdagangan.

Namun, data dari Cirium, firma analitik penerbangan, menunjukkan bahwa pertumbuhan pemesanan untuk liburan Thanksgiving kini melambat tajam, hanya sekitar 1% sejak akhir Oktober. Kondisi tersebut mencerminkan kekhawatiran wisatawan selama penutupan berlangsung.

ADVERTISEMENT

Pejabat industri penerbangan memperingatkan bahwa gangguan operasional kemungkinan masih akan terjadi meskipun pemerintahan sudah dibuka kembali. Berdasarkan data FlightAware, tercatat lebih dari 4.000 penerbangan dibatalkan dari 1 Oktober hingga 5 November.

Maskapai Beri Insentif dan Kerahkan Kru Cadangan

Gelombang pembatalan dan keterlambatan membuat kru penerbangan mencapai batas waktu kerja yang ditetapkan pemerintah. Pesawat dan awak yang terdampar di bandara yang salah memaksa maskapai untuk mencari solusi cepat agar jadwal tetap berjalan.

Beberapa maskapai besar seperti Delta dan United Airlines memberikan insentif tambahan bagi pilot dan awak kabin untuk menambah jam terbang di sejumlah pangkalan.

"Perusahaan memanfaatkan tawaran gaji premium secara lebih luas minggu ini untuk pilot dan juga memberikan insentif serupa kepada pramugari di beberapa pangkalan," ujar juru bicara United Airlines.

Maskapai juga mulai mengandalkan kru cadangan, personel yang disiagakan untuk kondisi darurat. Namun, jumlah kru cadangan yang semakin menipis bisa berakibat fatal pada periode Thanksgiving, salah satu musim tersibuk dalam setahun. Akhir pekan panjang libur Thanksgiving sendiri akan dimulai pada 27 November.

"Apa yang kita lakukan hari ini penting karena akan memengaruhi bagaimana sisa bulan ini berjalan," kata Wakil Presiden Senior Operasi Sistem dan Bandara di JetBlue, Steve Olson.

Dampak Finansial, Kerugian Besar

Penurunan aktivitas perjalanan bukan hanya karena penutupan pemerintah, tetapi juga tren pelemahan sektor penerbangan secara umum. Data dari Airlines Reporting Corp. mencatat penjualan tiket melalui agen perjalanan di AS untuk perjalanan hingga akhir November turun 10% dibanding tahun lalu.

"Semua orang di industri ini sedikit khawatir tentang kuartal keempat," ujar Kepala Strategi di American Airlines, Steve Johnson.

Bulan lalu, American Airlines memperkirakan kerugian pendapatan kurang dari 1 juta dolar AS per hari akibat penutupan, angka yang serupa dengan yang dilaporkan Delta. Namun seiring meningkatnya gangguan, potensi kerugian pun melonjak.

Menurut analis Daniel McKenzie dari Seaport Research Partners, pemangkasan 10% penerbangan yang diberlakukan FAA dapat menyebabkan kerugian industri penerbangan sekitar 10 juta dolar per hari. Jika saja shutdown ini berlanjut hingga Thanksgiving, angka tersebut bisa membengkak hingga 45 juta dolar per hari, belum termasuk kehilangan pendapatan dari pembatalan menit terakhir dan pemesanan yang menguap.

Maskapai berbiaya rendah seperti Frontier dan Allegiant disebut menghadapi risiko pendapatan lebih besar karena keterbatasan jadwal dan kapasitas penggantian penumpang. Sementara itu, maskapai besar seperti American, Delta, dan United yang memiliki frekuensi penerbangan lebih tinggi justru berpeluang menarik penumpang dari pesaing berbiaya rendah tersebut.

Meski FAA berencana mengembalikan operasi ke kondisi normal setelah pendanaan dipulihkan dan sistem stabil, jadwal pelaksanaan langkah tersebut masih belum ditentukan.

Shutdown pemerintah AS itu berlangsung selama 43 hari, yang terpanjang sepanjang sejarah Negeri Paman Sam. Presiden Donald Trump pada Rabu malam atau Kamis pagi waktu Indonesia resmi menandatangani RUU pendanaan jangka pendek yang mengembalikan operasional pemerintah federal paling tidak hingga akhir Januari 2026. Hal ini bisa terjadi setelah RUU tersebut disetujui oleh DPR AS dengan perolehan suara 222-209.




(upd/ddn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads