Dua Putra PB XIII Sama-sama Dinobatkan Jadi Raja, Keraton Solo Kembali Bergolak

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Dua Putra PB XIII Sama-sama Dinobatkan Jadi Raja, Keraton Solo Kembali Bergolak

Femi Diah - detikTravel
Jumat, 14 Nov 2025 09:44 WIB
Situasi Keraton Solo pada Kamis (6/11/2025) siang.
Ilustrasi Keraton Solo (Agil Trisetiawan Putra/detikJateng)
Jakarta -

Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo dilanda ketegangan. Dua putra mendiang Sri Susuhunan Pakubuwono (PB) XIII, yakni KGPAA Hamangkunegoro dan KGPH Mangkubumi, sama-sama dinobatkan sebagai penerus takhta.

Situasi itu membuat Keraton Solo kembali berada di pusaran konflik yang mengingatkan pada dualisme panjang antara PB XIII Hangabehi dan Tedjowulan dua dekade lalu.

KGPAA Hamangkunegoro, yang juga dikenal dengan nama Purboyo, diangkat menjadi putra mahkota sejak 2022, bertepatan dengan upacara Tingalandalem Jumenengan atau peringatan kenaikan takhta PB XIII pada 27 Februari 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam upacara itu, PB XIII juga menetapkan GKR Pradapaningsih, ibu dari Hamangkunegoro, sebagai permaisuri resmi.Dia istri ketiga PB XIII.

Setelah PB XIII wafat pada 2 November 2025, dinamika di dalam keraton berubah cepat. Calon penerus takhta menjadi polemik.

ADVERTISEMENT

Saat prosesi pemakaman di Makam Raja-Raja Imogiri, Bantul, pada Rabu (5/11/2025), Hamangkunegoro mendeklarasikan diri sebagai Paku Buwono XIV. Jalan untuk menjadi penerus takhta Hamangkunegoro sudah semakin dekat dengan disebarkan undangan Hajad Dalem Jumengeng Dalem Nata Binayangkare S.I.S.K.S. Pakoe Boewono XIV atau penobatan raja baru bergelar Pakubuwono XIV pada Sabtu (15/11).

Surat undangan itu ditandangani oleh Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Timoer Rumbaikusuma Dewayani, putri tertua mendiang PB XIII.

Langkah itu menjadi pro dan kontra sebab dianggap sebagai keputusan sepihak oleh sebagian keluarga besar keraton karena dilakukan tanpa musyawarah.

Setelah surat undangan itu beredar, kakak kandung Hamangkunegoro, KGPH Mangkubumi, juga dinobatkan sebagai Paku Buwono XIV dalam rapat keluarga yang digelar di Sasana Handrawina, Keraton Solo, Kamis (13/11).

Putra sulung Paku Buwono XIII, Kanjeng Gusti Pangeran Harya (KGPH) Mangkubumi, saat ditemui di Manahan, Jumat (7/11/2025).Putra sulung Paku Buwono XIII, Kanjeng Gusti Pangeran Harya (KGPH) Mangkubumi, saat ditemui di Manahan, Jumat (7/11/2025). (Tara Wahyu/detikJateng)

Rapat tersebut dihadiri sejumlah kerabat dari trah PB XII dan PB XIII, serta Maha Menteri Keraton Solo Panembahan Agung Tedjowulan.

Menurut GPH Suryo Wicaksono (Gusti Nenok), adik mendiang PB XIII, agenda rapat awalnya hanya membahas pergantian Pangeran Pati atau calon raja dari Hamangkunegoro ke Mangkubumi. Namun, rapat tersebut berkembang menjadi penobatan resmi yang disaksikan oleh keluarga dan abdi dalem.

Setelah penobatan, suasana memanas. Putri tertua PB XIII, GKR Timoer Rumbay Kusuma Dewayani (Gusti Rumbay), memprotes keras langkah tersebut karena dianggap bertentangan dengan kesepakatan internal keluarga.

Dalam rekaman video yang beredar, GKR Timoer terlihat berteriak di hadapan keluarga besar.

"Sentono sakmene akehe, ayo ngomongo nek iso nguwai paugeran (Kerabat keraton segini banyak, ayo coba ubah aturan adat kalau bisa)," ujar GKR Timoer dikutip dari detikJateng.

Menurut Nenok, perdebatan itu menandai pecahnya pandangan antara dua kubu besar, antara pendukung Mangkubumi dan pendukung Hamangkunegoro.

Maha Menteri KGPA Tedjowulan, yang turut hadir dalam pertemuan itu, mengaku tidak mengetahui bahwa rapat tersebut akan berubah menjadi penobatan. Dia mengatakan awalnya hanya mengundang putra-putri PB XII dan PB XIII untuk berembuk membahas masa depan keraton.

KGPA Tedjowulan saat berada  di Loji Gandrung.KGPA Tedjowulan saat berada di Loji Gandrung. (Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)

"Saya itu nggak tahu kalau siang itu ada agenda penobatan. Saya hanya dimintai restu di hadapan orang banyak. Ya, sebagai wong sepuh (tetua), saya beri pengestu (restu) saja," ujar Tedjowulan di Loji Gandrung, Kamis (13/11) malam.

Tedjowulan mengakui bahwa ia tidak menolak ketika diminta menjadi saksi, karena acara sudah berlangsung di hadapan banyak orang. Namun ia menegaskan, penobatan itu belum sah secara adat.

"Dua-duanya belum sah. Belum ada penobatan resmi oleh lembaga adat. Semua harus menunggu 40 hari setelah raja mangkat. Itu paugeran (aturan) keraton," dia menegaskan.

Tedjowulan juga mengimbau agar seluruh pihak menahan diri dan tidak tergesa-gesa, mengingat proses suksesi harus mengikuti aturan adat dan koordinasi dengan Maha Menteri.

Menurut Kanjeng Pakoenegoro, juru bicara Tedjowulan, dinamika semakin memanas ketika Mangkubumi keluar dari ruangan dengan mengenakan beskap Sikepan Ageng, pakaian kebesaran calon raja. Dia mengatakan putri-putri PB XIII semula tidak hadir di dalam ruangan, namun tetapi datang setelah mengetahui adanya pengukuhan.

Situasi di Sasana Handrawina sempat ricuh ketika GRAy Koes Moertiyah Wandansari atau Gusti Moeng (adik PB XIII yang juga Ketua Lembaga Dewan Adat), dan Kanjeng Pangeran Arya Edi Wirabhumi terlibat perdebatan dengan keluarga pihak perempuan. Meski begitu, Tedjowulan disebut tetap duduk tenang dan berperan menengahi.

Ditemui usai penobatan, Mangkubumi memilih irit bicara. Dia hanya meminta publik bersabar dan mendoakan agar proses suksesi berjalan baik.

"Tunggu saja nggih. Mohon doa dan support-nya. Semua ini untuk kelangsungan keraton," ujarnya singkat.

Dia juga mengaku belum berkomunikasi dengan adiknya, Hamangkunegoro, setelah penobatan tersebut, tetapi menyebut akan menjalin kembali hubungan keluarga di waktu dekat.

Gusti Moeng membenarkan bahwa Mangkubumi dinobatkan sebagai PB XIV versi keluarga besar. Dia mengatakan bahwa penobatan itu berpegang pada paugeran (aturan adat) yang menempatkan putra laki-laki tertua sebagai pewaris tahta apabila raja wafat.

GKR Wandansari atau Gusti Moeng, adik kandung Raja Keraton Solo Paku Buwana XIII, Minggu (2/11/2025).GKR Wandansari atau Gusti Moeng, adik kandung Raja Keraton Solo Paku Buwana XIII, Minggu (2/11/2025). (Agil Trisetiawan P/detikJateng)

"Itu hak yang diberikan Gusti Allah. Gusti Bei (Hangabehi) yang sekarang PB XIV tidak minta lahir lebih tua dari adiknya. Tapi itu sudah jadi paugeran, anak laki-laki tertua yang berhak," ujarnya.

Gusti Moeng mengaku kaget dengan langkah Hamangkunegoro yang lebih dulu mendeklarasikan diri sebagai PB XIV, bahkan sebelum jenazah sang ayah dimakamkan. Dia menilai langkah itu tergesa-gesa dan bertentangan dengan komunikasi keluarga.

Di sisi lain, GKR Timoer menilai penobatan Mangkubumi justru memecah belah keraton. Dia menyebut Mangkubumi mengkhianati kesepakatan keluarga yang sebelumnya telah menunjuk Hamangkunegoro sebagai penerus.

Putri tertua Paku Buwono XIII, GKR Timoer Rumbay Kusuma Dewayani di Keraton Solo, Kamis (13/11/2025).Putri tertua Paku Buwono XIII, GKR Timoer Rumbay Kusuma Dewayani di Keraton Solo, Kamis (13/11/2025). (Tara Wahyu NV/detikJateng)

"Saya hanya kasihan keraton. Dipecah belah seperti ini, seperti mengulang sejarah suksesi PB XIII dulu," ujar GKR Timoer.

Dia menegaskan bahwa acara Jumenengan Hamangkunegoro sebagai S.I.S.K.S. Pakubuwono XIV akan tetap digelar Sabtu (15/11), karena menurutnya penobatan Mangkubumi cacat hukum.

"Penobatan itu tidak sah karena tidak dihadiri seluruh putra-putri PB XIII. Dari 23 undangan, hanya enam yang datang dan dua walk out," kata dia.

Dualisme Baru di Tubuh Kasunanan

Dengan munculnya dua figur yang sama-sama mengklaim gelar Pakubuwono XIV, Keraton Solo kini menghadapi dualisme baru, antara Hamangkunegoro sebagai PB XIV versi putra mahkota dan Mangkubumi sebagai PB XIV versi keluarga besar dan Tedjowulan.

Kondisi itu mengingatkan pada konflik lama antara PB XIII Hangabehi dan PB XIII Tedjowulan yang sempat memecah keraton selama bertahun-tahun. Bedanya, kini konflik terjadi di antara dua bersaudara kandung, yang sama-sama mengklaim legitimasi darah biru.

Tedjowulan menegaskan keduanya belum sah secara adat.

"Belum ada penobatan resmi. Semua masih proses. Mari menunggu 40 hari sesuai paugeran," kata Tedjowulan.

Halaman 3 dari 2


Simak Video "Video: Harapan Jokowi soal Suksesi Keraton Solo"
[Gambas:Video 20detik]
(fem/ddn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads