Wajah baru Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Aceh resmi dibuka untuk umum. Wisatawan lokal dan nusantara ramai mengunjunginya. Mereka menghabiskan waktu di bawah payung ala Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi atau pun bermain di atas marmer.
Peresmian landskap dan infrastruktur Masjid Raya Baiturrahman dilakukan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Sabtu (13/5/2017) kemarin. Setelah diresmikan, warga diperbolehkan melihat keindahan masjid yang dibangun Sultan Iskandar Muda pada tahun 1612 masehi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menjelang sore hari, wisatawan yang berkunjung ke masjid semakin ramai. Untuk berada di lokasi bawah payung atau pun marmer, pengunjung harus menanggalkan alas kaki. Jangan khawatir hilang. Panitia masjid menyediakan tempat penitipan sepatu atau pun sandal.
Para pengunjung dapat berkeliling untuk melihat lebih dekat wajah baru Masjid Baiturrahman. Pengunjung rata-rata menghabiskan waktu berswafoto (selfie) dengan latar masjid atau pun payung. Ada seloroh yang muncul di beberapa kalangan, "Belum sah ke Banda Aceh jika belum foto di depan Masjid Raya Baiturrahman."
Selain payung, kolam yang terletak tengah-tengah halaman masjid juga menjadi daya tarik tersendiri. Bunga aneka warna ditanam di sekeliling kolam. Jika ditengok dari atas, bentuknya menyerupai sajadah.
Untuk masuk ke pekarangan masjid, ada beberapa pintu yang dibuka yaitu selatan, utara dan barat. Sementara pintu timur masih ditutup. Lokasi sekitar menara yang menjulang tinggi juga sudah diperbolehkan untuk dikunjungi.
Foto: (Agus Setyadi/detikTravel) |
"Naik ke atas boleh tapi kalian jangan sampai jatuh, jangan sampai ada yang terluka," kata petugas tersebut sambil membawa toa.
Untuk naik ke atas, harus melewati puluhan anak tangga. Setelah tsunami menerjang Aceh pada 26 Desember 2004 silam, masyarakat umum tidak diizinkan lagi untuk naik ke atas menara.
Foto: (Agus Setyadi/detikTravel) |
Meski berada pada posisi setengah dari ketinggian menara, detikTravel dapat melihat keindahan masjid yang terletak di jantung Kota Banda Aceh. Selain itu, di atas sana juga dapat digunakan untuk melihat bangunan-bangunan lain yang ada di ibu kota Provinsi Aceh.
Boleh dibilang, menara ini satu-satunya bangunan paling tinggi di Aceh. Di Tanah Rencong, tidak ada gedung pencakar langit layaknya di kota-kota besar lain di Indonesia.
Kembali ke soal masjid, kala azan magrib berkumandang, lampu yang dipasang di payung menyala. Warnanya berubah setiap saat. Hal ini menambah kesan keindahan masjid. Untuk melaksanakan salat, dapat dilakukan di dalam atau pun di luar masjid.
Gubernur Aceh Zaini Abdullah, mengatakan, Masjid Raya Baiturrahman merupakan masjid bersejarah yang menjadi ikon bagi Aceh sekaligus sebagai simbol peradaban Islam di Tanah Rencong dalam menjalankan misi perjuangan dan penyebaran Islam di tanah air.
Kala tsunami melanda Aceh 2004 silam, masjid ini juga menjadi saksi sejarah tempat warga menyelamatkan diri.
"Dengan latar belakang sejarah itu, wajar kalau keberadaan masjid ini mengundang banyak perhatian masyarakat Indonesia dan internasional, yang ingin mengetahui sejarah peradaban Islam di Aceh maupun perkembangan Islam di nusantara," kata Zaini dalam sambutannya saat peresmian Masjid Baiturrahman, Sabtu (13/5/2015).
"Predikat itu tentunya menjadi landasan bagi kita untuk memperkuat keberadaan masjid ini bagi pengembangan peradaban Islam di masa depan," jelas Zaini. (krn/krn)












































Foto: (Agus Setyadi/detikTravel)
Foto: (Agus Setyadi/detikTravel)
Komentar Terbanyak
Bupati Aceh Selatan Umrah Saat Darurat Bencana-Tanpa Izin Gubernur & Mendagri
Bonnie Blue, si Artis Porno Penuh Sensasi Itu Akhirnya Diusir dari Bali
Alih Fungsi Lahan Jadi Kebun di Hutan Gunung Sanggabuana Bisa Berpotensi Buruk