Desa Magepanda di Flores, Bikin Jatuh Cinta dengan Indonesia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Desa Magepanda di Flores, Bikin Jatuh Cinta dengan Indonesia

Yohanes Baskoro - detikTravel
Jumat, 11 Okt 2013 12:19 WIB
loading...
Yohanes Baskoro
Desa Magepanda
Jalanan di desa
Pemandangan yang cantik
Pasir karang
Desa Magepanda di Flores, Bikin Jatuh Cinta dengan Indonesia
Desa Magepanda di Flores, Bikin Jatuh Cinta dengan Indonesia
Desa Magepanda di Flores, Bikin Jatuh Cinta dengan Indonesia
Desa Magepanda di Flores, Bikin Jatuh Cinta dengan Indonesia
Jakarta - Banyak pulau-pulau cantik dengan penduduk yang ramah yang tersebar di Indonesia, Pulau Flores, NTT salah satunya. Di Desa Magepanda, Kabupaten Sikka, wisatawan dimanjakan dengan panorama dan kehidupan desa yang menarik.Masih inginkah ke Roma, jika di negeri ini kita menemukan cinta? Masih inginkan ke Paris jika di negeri ini kita menemukan rindu? Di pulau ini tempatmu menemukan cinta dan rindu pada sebuah negeri. Nusantara yang kaya, yang membentang dari timur ke barat bagai zamrud Khatulistiwa.Banyak pulau-pulau cantik dengan penduduk yang ramah yang tersebar di Indonesia. Pulau Flores hanya salah satunya. Di Desa Magepanda, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka ini saya terdampar. Sebuah pengalaman tersesat yang membuncahkan rasa kecintaan saya pada negara Indonesia.Β Sejak lepas landas dari Bandara Ngurah Rai Denpasar, mata saya ini tak henti-hentinya disuguhi pemandangan indah di bawah sana. Laut biru yang tenang dan menyejukkan. Pulau-pulau yang hijau membentuk gugusan alam yang indah. Lekukan pegunungan dan bukit-bukit serta deretan atap rumah yang tetap terlihat indah, walau nampak begitu kecil dari atas sana.Magepanda adalah sebuah desa yang cantik. Ia berada di balik bukit yang memisahkannya dengan garis pantai. Konon katanya, nama dari desa ini berasal dari kata pohon asam yang kecil atau kerdil.Namun demikian, semangat orang-orang di sini tidaklah kerdil. Coba tengok usaha Pak Frans Dong dalam mengelola lahan kosong di sepanjang pantai menjadi lahan yang subur oleh tanaman jati Belanda dan pohon bakau. Ribuan bibit bakau dan jati Belanda sudah ia tanam seorang diri.Beliau mengkonversi lahan untuk anak cucunya. Sebuah lahan subur yang tidak hanya kuat menahan deburan ombak, namun memberikan manfaat lainnya. Coba juga tengok Mama Lau, seorang wanita paruh baya yang mengabdikan dirinya sebagai ketua tim tanggap darurat Desa Magepanda.Baginya, tugas menjadi ketua tim tanggap darurat bukanlah beban. Itu adalah tanggung jawab yang melekat dan bukan pekerjaan sambilan. Beliau ingat betul pada tahun 1973 pernah ada banjir besar yang menimbulkan banyak kerugian untuk masyarakat Magepanda.Maka dari itu, perlu adanya tim siap siaga masyarakat untuk menghadapi bahaya yang bisa mengancam kehidupan mereka sewaktu-waktu. Pak Frans dan Mama Lau melakukan semuanya ini karena kecintaannya pada desa asam kecil ini. Beliau berdua merindu dalam angan tentang keindahan alam desanya yang tak lekas pudar oleh perubahan zaman.Mereka telah menyemai bibit kebaikan untuk generasi muda supaya tetap menjaga keelokan dan keindahan negeri ini. Sejauh langkah berjalan, sejauh roda kendaraan berputar saya kan menemukan jalan pulang. Saya tak lagi mencintai Roma dan tak lagi merindu Paris.Di Nusantara ini semuanya nyata, semuanya ada dan semuanya indah. Tidak ada yang lebih elok dari zamrud Khatulistiwa, Indonesia.
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads