Saat Terindah di Puncak Bromo
Rabu, 04 Jan 2012 16:43 WIB

Jakarta - Juli lalu, saya dan kawan-kawan Geografi FKIP UMP berkunjung ke kawasan Gunung Bromo. Perjalanan kami tempuh dengan menggunakan bis selama 15 jam dari Purwokerto. Setelah sampai di sebuah terminal pemberhentian bus, kami berpindah ke angkot untuk menuju ke lautan pasir. Sepanjang perjalanan saya berdecak kagum dengan pemandangan yang saya lihat.Dengan ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut, panorama elok terpancar saat memandang pesona alam yang tidak akan pernah ada habisnya. Gunung Bromo berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti Brahma atau seorang dewa yang utama dan terletak dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Daya tarik Gunung Bromo yang istimewa adalah kawah di tengah dengan lautan pasirnya yang membentang luas di sekeliling kawah Bromo, dan mengepulkan asap putih. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah sekitar 800 meter (utara-selatan) dan sekitar 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo. Ketinggian yang relatif "rendah" untuk ukuran pendakian gunung, membuat perjalanan menuju Gunung Bromo relatif mudah. Di sana saya belajar banyak tentang terbentuknya Gunung Bromo, ekosistem, dan erupsi dari Gunung Bromo saat meletus November 2010 lalu.Perjalan kami dimulai dari kaldera Ngadisari, lautan pasir, hingga menuju ke kawah Bromo yang berada pada ujung timur laut. Kompleks ini terbentuk sekitar 150.000 tahun yang lalu dan kini telah mengering karena diperkirakan airnya mengalir melalui Lembah Sapikerep. Salah satu hal yang menarik dari kaldera Tengger adalah lautan pasir seluas 9 x 10 km yang terletak pada ujung barat daya dari kompleks ini. Komplek ini diperkirakan terbentuk secara bertahap selama Pleistosen akhir dan Holosen awal, atau sekitar 2 juta tahun lalu. Sebuah cluster tumpang tindih kerucut pasca kaldera dibangun di lantai kaldera lautan pasir dalam beberapa ribu tahun terakhir.Bromo adalah gunung api tipe cinder cone, yaitu gunung api yang dibentuk oleh litifikasi abu gunungapi, yang berada di dalam kaldera Tengger. Kaldera Tengger berukuran hampir 100 kilometer persegi, dasarnya tertutup oleh endapan pasir lepas hasil erupsi. Dari kaldera ini muncul lima gunungapi: Bromo, Widodaren, Kursi, Giri, Batok – tetapi yang aktif hanya Bromo.Selama dalam perjalanan di lautan pasir, kami disuguhkan dengan beberapa jenis batuan, ekosistem kawah, danau hutan, laut pasir, ngarai, sungai, hamparan lautan pasir yang luas dan budaya suku Tengger. Sesampainya di puncak Bromo, kami pun takjub dengan debu vulkanik dan hamparan lautan pasir yang luas serta asap hitam yang masih mengepul.Perjalanan saya untuk menjelajahi Gunung Bromo adalah untuk menambah ilmu geografi yang saya pelajari. Namun, lebih dari itu, saya dapat menyaksikan langsung keindahan ciptaan Tuhan di Gunung Bromo.
(travel/travel)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum