"Ini adalah upacara bakar mayat seperti Ngaben," ucap Fasilitator Destinasi DMO Tanjung Puting, Edy Hendras kepada detikTravel, dalam acara Konsinyering Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas Destinasi Melalui Program Destination Management Organization (DMO), di Hotel Jayakarta, Jl Hayam Wuruk, Jakarta, Rabu (3/7/2013).
Ritual Tiwah adalah prosesi mengantarkan roh leluhur sanak saudara yang telah meninggal dunia ke alam baka. Nantinya, mayat ini akan dibakar seperti Ngaben yang ada di Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di dalam prosesi ini, pembakaran tak hanya dilakukan kepada sang ketua adat saja, tapi juga jenazah lain yang telah dikubur.
"Nanti kuburannya digali, tulang-tulangnya dibongkar, baru dibakar. Kalau yang baru meninggal dibakar sama peti-petinya," tutur Edy.
Menurut Edy, ini adalah salah satu atraksi wisata menarik bagi turis yang datang ke Taman Nasional Tanjung Puting. Mereka tak hanya bisa melihat orangutan, tapi juga berwisata budaya seperti ini. Hanya saja, tradisi Tiwah tidak ada setiap waktu.
"Tergantung ada yang meninggal atau nggak," ungkap Edy.
Saat ini, Taman Nasional Tanjung Puting masuk dalam daftar Destination Management Organization (DMO). Kawasan ini akan dikembangkan menjadi daerah wisata terpadu dengan pengelolaan yang lebih baik.
"Tujuan kita salah satunya adalah meningkatkan tata kelola destinasi," kata Direktur Perancangan Destinasi dan Investasi Pariwisata, Lokot Ahmad Enda dalam kesempatan yang sama.
(sst/sst)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum