Telaga Sarangan terletak di Magetan, Jawa Timur, tepatnya di kaki Gunung Lawu. Jika dari Kota Magetan, telaga ini berada sekitar 16 kilometer. Sepanjang perjalanan, Anda akan disuguhkan pemandangan indah di sekitar Gunung Lawu.
Telaga ini luasnya sekitar 30 hektar dengan kedalaman 28 meter. Bisa dibilang, telaga yang luas ini adalah objek wisata andalan Magetan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada banyak aktivitas yang bisa wisatawan lakukan ketika berada di Telaga Pasir Sarangan. Mulai dari naik perahu motor hingga becak air ada di telaga ini.
Bagi yang ingin menginap, di sekitar Telaga Pasir Sarangan telah terdapat banyak penginapan. Jika ingin membeli suvenir, ada banyak toko suvenir tersedia di Telaga Warna.
Terlepas dari itu semua, Telaga Pasir Sarangan juga memiliki legenda yang tak kalah seru. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, telaga ini terbentuk karena suami istri yang berubah menjadi naga.
Konon, dahulu kala sebelum ada telaga, daratan di sana masih berupa hutan subur. Dalam hutan tersebut hiduplah suami istri, yakni kakek dan nenek Pasir.
Keduanya hidup berbahagia dan bercocok tanam di hutan tersebut. Sampai pada suatu hari ketika sang kakek berangkat ke tengah hutan untuk membuka ladang baru.
Ketika akan menebang pohon, ia menemukan sebutir telur di dekat pohon. Kakek pun tak jadi menebang pohon dan membawa telur ini ke rumah untuk dimasak.
Begitu sampai rumah, telur langsung diberikan ke nenek untuk dimasak. Mereka pun memakan telur itu bersama-sama. Setelah kenyang sang kakek kembali ke hutan. Namun tubuhnya terasa panas sampai tergeletak tak berdaya ke tanah. Sambil berguling-guling tubuh sang kakek berubah jadi naga.
Hal yang sama terjadi pada nenek. Ia merasa kepanasan dan menyusul kakek ke tengah hutan. Alangkah terkejutnya nenek karena yang didapati adalah seekor naga yang berguling-guling.
Namun apa daya, tubuhnya juga terlalu panas dan tak kuat lagi menahan sakit. Ia pun jatuh ke tanah, berguling dan berubah menjadi naga.
Konon, hasil gesekan kedua naga ini, terbentuklah sebuah cekungan yang memancarkan mata air. Hingga akhirnya terbentuklah telaga seperti yag bisa wisatawan temukan saat ini.
(shf/shf)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!