Ketika detikTravel berkunjung ke Banda Aceh, Minggu (22/3/2015), sempat mampir sejenak ke Lapangan Blang Padang yang terletak tidak jauh dari Masjid Raya Baiturrahman. Di salah satu sisinya, berdiri megah sebuah monumen pesawat.
Apabila Anda perhatikan, di badan badan pesawatnya tertulis Indonesian Airways, dengan nomor R1-001 di ekornya. Di sekitarnya ada sebuah monumen yang menjelaskan kisah pesawat RI-001, yang ternyata punya nilai sejarah menarik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam bahasa Aceh, Seulawah memiliki arti gunung emas. Alasannya, pesawat itu dibeli dari dengan uang rakyat Aceh yang setara dengan 20 kg emas, dari situ asal namanya.
Pada tahun 1948, pesawat tersebut hadir di Indonesia, sekaligus menandai era penerbangan di Indonesia. Barulah pada saat Agresi Militer Belanda II tahun 1948, didirikan perusahaan penerbangan Indonesian Airways atas prakarsa Wiweko Soepono di Myanmar.
Kenapa di Myanmar? Karena saat itu Belanda tidak mengizinkan Dakota RI-001 kembali ke Indonesia setelah melakukan perawatan ulang di Kalkuta, India.
Faktanya, Indonesian Airways merupakan perusahaan penerbangan niaga pertama di Indonesia, sekaligus perintis dari maskapai kebanggaan Indonesia, Garuda Indonesia. Penerbangan komersialnya adalah pada 26 Januari 1949, dimana diperingati sebagai hari jadi Garuda Indonesia.
Adapun pesawat Dakota RI-001 Seulawah akhirnya dijadikan monumen pada 30 Juli 1984 atas jasa-jasanya. Barulah pada tahun 1985, Indonesian Airways berganti nama menjadi Garuda Indonesia yang kian besar hingga sekarang.
Jika ingin mengenal lebih jauh sejarahnya, lihat saja pesawat Dakota RI-001 Seulawah di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh. Anda akan dibuat bernostalgia akan kehebatan pesawat itu di masa lalu.
(rdy/fay)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!