Yang Harus Diwaspadai Kalau Naik Gunung

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Travel Highlight Naik Gunung

Yang Harus Diwaspadai Kalau Naik Gunung

Johanes Randy - detikTravel
Kamis, 28 Mei 2015 09:10 WIB
Yang Harus Diwaspadai Kalau Naik Gunung
(Thinkstock)
Jakarta - Mendaki gunung, tidak terlepas dari medan dan faktor alam yang bisa terjadi kapan saja tanpa diprediksi. Agar lebih siap sebelum mendaki gunung, ada baiknya traveler mewaspadai beberapa hal berikut yang bisa saja terjadi.

Ada beberapa hal mendasar yang perlu diwaspadai saat mendaki gunung, seperti faktor cuaca, kemungkinan bahaya, hingga hewan buas. Dihimpun oleh detikTravel, Kamis (28/5/2015) berikut adalah beberapa hal yang perlu diwaspadai saat naik gunung:

1. Jalur pendakian

(Jamal Mahfudz/d'Traveler)
Hal pertama yang harus diwaspadai seorang pendaki adalah medan atau jalur pendakian. Untuk setiap gunung, jalur pendakian yang ada berbeda satu sama lain, sesuai karakteristiknya masing-masing.

Pastikan Anda tidak mencoba untuk keluar jalur atau membuka jalur baru, terlebih jika tidak didampingi pendaki yang lebih senior atau porter lokal. Usahakan untuk selalu mengikuti jalur, dan lengkapi diri dengan informasi dan perlengkapan yang sesuai medan.

2. Cuaca

(Thinkstock)
Saat naik gunung, tidak jarang pendakian terhenti sementara akibat hujan yang mendadak turun. Tidak jarang juga jika cuaca menjadi begitu panas dan memaksa traveler untuk istirahat. Cuaca memang menjadi salah satu hal yang dapat terjadi kapan saja di gunung.

Untuk menyikapinya, tentu traveler harus selalu membawa ponco atau jaket hujan, hingga lotion anti sinar matahari. Dengan melakukan beberapa persiapan yang mendasar, para pendaki dapat tetap mendaki gunung dengan nyaman.

Jangan lupa juga untuk mencari informasi perihal cuaca di gunung saat mau mendaki. Dengan cara itu, traveler dapat melakukan persiapan yang dibutuhkan sebelum pendakian.

3. Hewan liar

(Thinkstock)
Namanya mendaki di gunung yang masih luar, tidak jarang kita bertemu dengan binatang yang menghuni lingkungan sekitar. Selain dapat bertemu hewan yang jinak seperti rusa, tidak jarang juga traveler bertemu dengan hewan liar yang cenderung buas.

Adapun beberapa hewan buas seperti ular, babi hutan, hingga monyet yang agresif dapat dijumpai saat pendakian. Oleh sebab itu para pendaki dituntut agar lebih mawas diri dan memperhatikan lingkungan di sekitarnya.

Akan lebih baik jika Anda menghindari pertemuan dengan hewan buas saat pendakian. Namun jika kebetulan bertemu, sebaiknya hiraukan saja dan pergi menjauh secepat mungkin. Terkadang, hewan-hewan itu yang duluan menghindari kita. Ingat, menghindari lebih baik sebelum kejadian.

4. Longsor

(Thinkstock)
Bencana longsor merupakan salah satu hal yang bisa saja terjadi dalam pendakian. Umumnya, longsor yang terjadi di gunung disebabkan oleh permukaan tanah yang berpindah akibat hujan deras yang terjadi terus menerus.

Selain itu, longsor juga dapat terjadi pada permukaan gunung yang cenderung curam dan labil. Oleh sebab itu, usahakan untuk mendaki saat cuaca sedang cerah dan tidak hujan.

Setidaknya potensi longsor lebih minim terjadi saat cuaca cerah. Hindari juga jalur-jalu pendakian yang rawan longsor.

5. Badai

(Thinkstock)
Dalam banyak kasus musibah di gunung, badai merupakan salah satu faktor alam yang dapat terjadi. Akibat badai, tidak jarang pendakian harus dihentikan sesaat. Tentunya lebih baik untuk menghentikan pendakian, ketimbang memaksa dan malah membahayakan diri saat badai terjadi.

Oleh sebab itu, pastikan Anda selalu mengecek soal kondisi cuaca di gunung sebelum mendaki. Setidaknya pendakian akan jauh lebih nyaman untuk dilakukan saat cuaca sedang cerah tanpa badai.

6. Uap belerang

(Meysya/d'Traveler)
Jika traveler tengah mendaki mendaki gunung yang masih aktif, bukan tidak mungkin jika tercium bau uap belerang. Bau uap belerang dapat mmebuat mata pedas, hingga membuat paru-paru sesak apabila dihirup secara berlebihan.

Bahkan pada waktu tertentu, gunung dapat mengeluarkan uap belerang dalam jumlah besar. Untuk itu, tidak ada salahnya apabila Anda turut serta membawa masker saat pendakian. Sedia masker saat mendaki tidak ada salahnya kok.

7. Erupsi

(Thinkstock)
Dalam waktu tertentu, gunung berapi yang masih aktif dapat meletus dan menciptakan erupsi berupa lahar panas. Hal tersebut merupakan salah satu hal umum terjadi saat gunung tengah meletus.

Umumnya para pendaki memang tidak diperbolehkan untuk mendaki gunung yang sedang aktif, atau akan meletus. Begitu ada kondisi siaga, jalur pendakian ditutup.

Nah, bagaimana dengan mereka yang sedang dalam pendakian? Biasanya erupsi didahului sejumlah gejala seperti gempa vulkanik, dan keluarnya asap dari kawah. Jika sudah demikian, segera batalkan pendakian dan turun gunung demi keselamatan.

Itulah beberapa hal yang dapat terjadi dan harus diwaspadai jika naik gunung. Mendaki gunung memang merupakan hal yang sangat menyenangkan, tetapi harus tetap dilakukan dengan hati-hati dan bertanggung jawab.
Halaman 2 dari 8
Hal pertama yang harus diwaspadai seorang pendaki adalah medan atau jalur pendakian. Untuk setiap gunung, jalur pendakian yang ada berbeda satu sama lain, sesuai karakteristiknya masing-masing.

Pastikan Anda tidak mencoba untuk keluar jalur atau membuka jalur baru, terlebih jika tidak didampingi pendaki yang lebih senior atau porter lokal. Usahakan untuk selalu mengikuti jalur, dan lengkapi diri dengan informasi dan perlengkapan yang sesuai medan.

Saat naik gunung, tidak jarang pendakian terhenti sementara akibat hujan yang mendadak turun. Tidak jarang juga jika cuaca menjadi begitu panas dan memaksa traveler untuk istirahat. Cuaca memang menjadi salah satu hal yang dapat terjadi kapan saja di gunung.

Untuk menyikapinya, tentu traveler harus selalu membawa ponco atau jaket hujan, hingga lotion anti sinar matahari. Dengan melakukan beberapa persiapan yang mendasar, para pendaki dapat tetap mendaki gunung dengan nyaman.

Jangan lupa juga untuk mencari informasi perihal cuaca di gunung saat mau mendaki. Dengan cara itu, traveler dapat melakukan persiapan yang dibutuhkan sebelum pendakian.

Namanya mendaki di gunung yang masih luar, tidak jarang kita bertemu dengan binatang yang menghuni lingkungan sekitar. Selain dapat bertemu hewan yang jinak seperti rusa, tidak jarang juga traveler bertemu dengan hewan liar yang cenderung buas.

Adapun beberapa hewan buas seperti ular, babi hutan, hingga monyet yang agresif dapat dijumpai saat pendakian. Oleh sebab itu para pendaki dituntut agar lebih mawas diri dan memperhatikan lingkungan di sekitarnya.

Akan lebih baik jika Anda menghindari pertemuan dengan hewan buas saat pendakian. Namun jika kebetulan bertemu, sebaiknya hiraukan saja dan pergi menjauh secepat mungkin. Terkadang, hewan-hewan itu yang duluan menghindari kita. Ingat, menghindari lebih baik sebelum kejadian.

Bencana longsor merupakan salah satu hal yang bisa saja terjadi dalam pendakian. Umumnya, longsor yang terjadi di gunung disebabkan oleh permukaan tanah yang berpindah akibat hujan deras yang terjadi terus menerus.

Selain itu, longsor juga dapat terjadi pada permukaan gunung yang cenderung curam dan labil. Oleh sebab itu, usahakan untuk mendaki saat cuaca sedang cerah dan tidak hujan.

Setidaknya potensi longsor lebih minim terjadi saat cuaca cerah. Hindari juga jalur-jalu pendakian yang rawan longsor.

Dalam banyak kasus musibah di gunung, badai merupakan salah satu faktor alam yang dapat terjadi. Akibat badai, tidak jarang pendakian harus dihentikan sesaat. Tentunya lebih baik untuk menghentikan pendakian, ketimbang memaksa dan malah membahayakan diri saat badai terjadi.

Oleh sebab itu, pastikan Anda selalu mengecek soal kondisi cuaca di gunung sebelum mendaki. Setidaknya pendakian akan jauh lebih nyaman untuk dilakukan saat cuaca sedang cerah tanpa badai.

Jika traveler tengah mendaki mendaki gunung yang masih aktif, bukan tidak mungkin jika tercium bau uap belerang. Bau uap belerang dapat mmebuat mata pedas, hingga membuat paru-paru sesak apabila dihirup secara berlebihan.

Bahkan pada waktu tertentu, gunung dapat mengeluarkan uap belerang dalam jumlah besar. Untuk itu, tidak ada salahnya apabila Anda turut serta membawa masker saat pendakian. Sedia masker saat mendaki tidak ada salahnya kok.

Dalam waktu tertentu, gunung berapi yang masih aktif dapat meletus dan menciptakan erupsi berupa lahar panas. Hal tersebut merupakan salah satu hal umum terjadi saat gunung tengah meletus.

Umumnya para pendaki memang tidak diperbolehkan untuk mendaki gunung yang sedang aktif, atau akan meletus. Begitu ada kondisi siaga, jalur pendakian ditutup.

Nah, bagaimana dengan mereka yang sedang dalam pendakian? Biasanya erupsi didahului sejumlah gejala seperti gempa vulkanik, dan keluarnya asap dari kawah. Jika sudah demikian, segera batalkan pendakian dan turun gunung demi keselamatan.

Itulah beberapa hal yang dapat terjadi dan harus diwaspadai jika naik gunung. Mendaki gunung memang merupakan hal yang sangat menyenangkan, tetapi harus tetap dilakukan dengan hati-hati dan bertanggung jawab.

(Johanes Randy/Fitraya Ramadhanny)

Hide Ads