"Kebiasaan jelek kita itu, lebih menghargai budaya sendiri jika bangsa lain sudah menghargai. Lihat itu, batik kita lempar-lempar, setelah diklaim Malaysia baru kita ngambek. Memang benar hipotesis saya kita baru merasa memiliki kalau sudah merasa kehilangan," ujar Menpar Arief Yahya di sela-sela acara jumpa pers di Balairung Soesilo Soedarman, Kemenpar, Jakarta, Kamis (30/7/2015).
Program Tur Discover Indonesia akan pentas untuk memenuhi berbagai undangan dari panitia festival dan gedung pertunjukan ternama di Inggris. Antara lain Southbank Center di London, Inggris, Wales Millenium Center di Cardiff, Wales, serta Cryptic di Glasgow, Skotlandia. Perwakilan Indonesia juga dijadwalkan tampil di Edinburgh Fringe Festival, festival seni kontemporer terbesar di dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penampilan seni ini juga dilengkapi dengan pameran seni rupa dari seniman Jompet Kuswidananto, pameran fotografi, pemutaran film dan bazaar kuliner khas Indonesia. Pameran ini diselenggarakan oleh pihak pengelola festival, contohnya yaitu Rumah Produksi Cryptic di Glasgow, Skotlandia.
"Event ini nilainya Rp 5-6 miliar, anggaran promosinya Rp 10 miliar. Seharusnya memang seperti itu, anggaran promosinya lebih besar daripada event. Saya juga akan promosikan grup seni ini di Indonesia. Target saya wisnus, agar mereka datang ke Aceh, Surakarta dan Yogyakarta," kata Arief di akhir acara.
(shf/fay)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan