Traveler yang naik pesawat melewati rute transatlantic akan merasakan penerbangan yang lebih lama dari biasanya. Juga, akan merasakan turbulensi dua kali lebih banyak dibanding biasanya.
Setidaknya itu yang diungkapkan oleh ahli metereologi dari University of Reading di Inggris, seperti ditengok dari CNN, Jumat (26/2/2016). Ilmuwan yang bernama Paul Wiliam itu menyebutkan hal tersebut terjadi karena konsentrasi karbon dioksida yang terlalu banyak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Paul membuat studi ini dengan mengumpulkan data penerbangan dari Bandara JFK di AS dan Bandara Heathrow di Inggris. Dari penelitiannya, terlihat bahwa penerbangan yang menuju ke timur (dari tujuan awal di New York dan London) bisa lebih pendek 5,5 jam dari waktu yang dijadwalkan.
Itu terjadi karena dorongan angin kencang ke arah timur. Sedangkan penerbangan sebaliknya bisa lebih lama 7 jam dari waktu yang ditentukan. Jika ditotal, penerbangan rute transatlantic bisa molor 2.000 jam per tahunnya.
Tak cuma waktu yang dirugikan, tentu biaya bahan bakar pun jadi makin banyak terbuang. Ternyata, perubahan cuaca bisa bikin kacau banyak aspek kehidupan.
(shf/shf)
Komentar Terbanyak
Banjir Bali, 1.000 Hektar Lahan Pertanian per Tahun Hilang Jadi Vila
Belum Dibayar, Warga Sekitar Sirkuit Mandalika Demo-Tagih ke ITDC
Warga Harap Wapres Gibran Beri Solusi Atasi Banjir Bali