Menikmati suguhan kesenian dengan latar pemandangan sawah di Banyuwangi pasti seru. Bahkan tak ada panggung, halaman rumah yang rindang penuh pepohonan disulap menjadi panggung mewah, meski banyak akar-akar pohon yang menonjol di permukaan tanah.
Tak ada kursi di sana, hanya bangku-bangku terbuat dari kayu dan bambu, melingkar mengitari panggung pertunjukkan yang menyatu dengan alam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Peket wisata berbasis masyarakat ini, memang dijual untuk wisatawan yang datang ke Desa Kemiren. Wisatawan akan dimanjakan dengan suguhan seni tari dan kuliner khas Banyuwangi, seperti tumpeng Pecel Pitik dan jajanan khas Kemiren, seperti tape buntut dan lepet kacang.
![]() |
Paket wisata ini sengaja dibuka warga Desa Kemiren, sebagai destinasi wisata adat dan budaya khas Banyuwangi. Sebab saat ini, Desa Kemiren masih memegang teguh keaslian adat istiadat dan nilai tradisi suku Using.
![]() |
"Tak hanya tarian dan kesenian, kita juga akan bercerita tentang sejarah Kemiren dan adat serta tradisi di sini. Selain itu pengunjung harus bisa merasakan menjadi warga Kemiren," pungkas Aekanu.
Salah satu pengunjung, Yoyong Burhanudin, mengaku takjub dengan paket wisata di Desa Kemiren ini. Suguhan tarian dan makanan di sini sangat mencerminkan Banyuwangi.
"Sangat menarik, jarang bisa makan dan menikmati hiburan di pinggir sawah. Suasana desa sangat kental dan penarinya cantik-cantik. Apalagi yang bawa selendang merah," ujarnya saat berbincang dengan detikTravel.
Munculnya paket destinasi wisata adat dan budaya khas Kemiren ini, merupakan campur tangan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi. Untuk menciptakan destinasi ini, Disbudpar merangkul masyarakat untuk membuat paket wisata yang bisa dijual ke wisatawan yang berkunjung di Banyuwangi.
"Paket ini memang sengaja kita buat untuk menjadi destinasi wisata pilihan lainnya. Banyuwangi dikenal dengan wisata alamnya. Tak ada salahnya kita menyuguhkan wisata budaya dan seni yang menyatu dengan alam. Kita ajak masyarakat mengenalkan budaya asli Banyuwangi," ujar MY Bramuda, Plt Kadisbudpar Banyuwangi.
Saat ini, kata pria yang biasa dipanggil Bram ini, banyak destinasi wisata yang dikelola oleh masyarakat. Semuanya didampingi oleh Disbudpar dalam pengembangan dan mempromosikan destinasi wisata yang dikelola.
"Kami yakin, pariwisata akan mensejahterakan masyarakat Banyuwangi," pungkasnya. (krn/krn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!