Tunggu dulu, ritual ini bukan ajang kekerasan terhadap anak kecil yang disengaja, melainkan ritus budaya yang sudah diselenggarakan secara turun temurun di beberapa kota, termasuk di Desa Kurmun, Kota Kolkata, ibukota negara bagian Bengal Barat, India.
Festival Shiva Gajan diselenggarakan untuk memeringati kekuatan Dewa Shiwa, Neel dan Dharmatakur. Berlangsung selama satu minggu sebelum puncak acara festival yang jatuh pada Chaitra Sankrati, yaitu hari terakhir dalam kalender tahunan berdasarkan penanggalan Suku Bengal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bocah-bocah dibaringkan di jalan (Rupak De Chowdhuri/Reuters)
Tampak prosesi ritual keagamaan saat anak-anak Suku Bengal dimintakan berkah kepada para orang suci dalam agama Hindu. Orang yang dianggap suci dalam agama Hindu ini biasanya memiliki pemahaman spiritualitas yang jauh lebih tinggi dari pada orang normal.
Cara meminta berkahnya sendiri cukup unik. Anak-anak kecil ini, yang rata-rata masih balita sampai berusia di bawah 10 tahun, dibaringkan di jalanan oleh orang tua mereka.
Kemudian, para orang suci akan mulai menyentuhkan kakinya ke berbagai bagian tubuh si bocah, mulai dari kepala, wajah, dada, perut, serta kaki dan tangan. Semua itu demi keberkahan dan nasib baik si bocah di masa depan.
Ada yang menangis ketakutan (Rupak De Chowdhuri/Reuters)
Meski terlihat seperti sedang menginjak, tetapi para orang suci ini hanya menyentuhkan kakinya saja, tidak benar-benar menginjak dengan tenaga penuh. Namun tetap saja, ada banyak bocah yang ketakutan sampai menangis, namun ada juga yang tetap tenang dan mengikuti prosesi ritual keagamaan ini sampai selesai.
Tentu saja sebelum menyentuhkan kakinya, para orang suci ini telah merapalkan mantra-mantra serta doa kepada dewa-dewa, terutama kepada Dewa Shiwa. Ritual ini memang dipersembahkan untuk Dewa Shiwa.
Dewa Shiwa memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakan Hindu India, terutama bagi orang Bengal. Karena dalam kepercayaan mereka, nantinya Shiwa lah yang akan menghancurkan alam semesta untuk kemudian diciptakan kembali.
Prosesi penginjakan oleh orang suci (Rupak De Chowdhuri/Reuters)
Selama Festival Gajan berlangsung, tak hanya anak-anak saja yang menjalani ritual. Orang-orang dewasa juga, tetapi ritual yang mereka jalani lebih ekstrem. Mereka akan menggunakan benda-benda tajam untuk melukai diri, seperti disalib atau ditusuk-tusuk sebagai bentuk persembahan kepada Dewa Shiwa.
Mereka juga akan mendandani diri dengan riasan wajah dan tubuh yang meriah dan berwarna-warni. Yang paling bikin ngeri adalah, mereka sambil membawa sisa-sisa jasad anggota keluarga mereka yang sudah meninggal. Sisa tulang belulang ini kemudian diarak untuk persembahan kepada Dewa Shiwa.
Inti Festival Shiwa Gajan memang memberikan persembahan kepada Dewa Shiwa, berupa pengorbanan menahan rasa sakit untuk menujukkan rasa cinta serta kesetiaan, agar Dewa Shiwa memberikan berkah yang melimpah kepada mereka.
Festival ini menjadi tontonan yang ditunggu-tunggu oleh warga India setiap tahunnya. Mungkin traveler di sini berminat menontonnya juga satu saat nanti?
Pria Suku Bengal membawa tengkorak keluarganya (Rupak De Chowdhuri/Reuters)
(wsw/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!