Maskapai Syariah Pertama di Malaysia, Rayani Air Akhirnya Tutup

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Maskapai Syariah Pertama di Malaysia, Rayani Air Akhirnya Tutup

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Selasa, 14 Jun 2016 16:10 WIB
Maskapai Syariah Pertama di Malaysia, Rayani Air Akhirnya Tutup
Rayani Air, maskapai syariah dari Malaysia akhirnya tutup dan berhenti beroperasi (Rayani Air/Facebook)
Kuala Lumpur - Kabar mengejutkan di dunia traveling datang dari Malaysia. Maskapai Syariah pertama mereka, Rayani Air akhirnya tutup setelah didera berbagai masalah.

Dunia mengenal Rayani Air sebagai maskapai pertama di Malaysia yang menerapkan peraturan berbasis Syariah terhadap para penumpangnya. Semua pramugari mengenakan hijab, makanannya semuanya halal dan tidak menyajikan alkohol selama penerbangan. Bahkan bagi penumpang non muslim pun tidak diperkenankan mengenakan pakaian yang mengumbar aurat.

Namun sayang, sejak diluncurkan pada bulan Desember tahun lalu, maskapai Rayani Air terpaksa harus tutup pada bulan Juni 2016. Itu setelah pihak Departemen Penerbangan Malaysia (DCA) menarik kembali izin operasi maskapai Rayani Air.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dihimpun detikTravel dari beberapa sumber, Selasa (14/6/2016), pencabutan izin operasi maskapai Rayani Air dilakukan setelah melalui proses investigasi dan audit keamanan yang sangat ketat. Maskapai Syariah ini terbukti melanggar berbagai peraturan keselamatan penerbangan.

Masih segar dalam ingatan ketika maskapai Rayani Air membuat heboh dunia penerbangan, saat salah seorang penumpangnya yang bernama Lau Weng San mengungkapkan bahwa maskapai tersebut, memberinya boarding pass yang ditulis tangan. Pihak Rayani Air beralasan itu dilakukan karena ada masalah teknis pada komputer.

BACA JUGA: Bikin Boarding Pass Tulis Tangan, Maskapai Malaysia Jadi Omongan

Menteri Perhubungan Malaysia Datuk Seri Liow Tiong Lay sampai angkat bicara soal kasus tersebut. Menurut Liow, borading pass tersebut sangat berbahaya karena bisa memicu ancaman keamanan yang potensial dan seharusnya tidak boleh diterbitkan.

Tak cukup sampai di situ saja, beragam masalah juga menimpa Rayani Air. Dari mulai delay, sampai pembatalan penerbangan di menit terakhir akibat kendala teknis, dan yang tak kalah parah yaitu mogok pilot akibat gaji yang belum terbayarkan.

Puncaknya saat DCA melakukan investigasi serius sejak bulan April dan terpaksa mencabut izin operasi Rayani Air karena terbukti melanggar beberapa aturan soal keamanan serta keselamatan penumpang.

"Pemerintah Malaysia mengambil langkah penting untuk menghentikan operasi Rayani Air karena keselamatan dan keamanan industri penerbangan adalah yang hal yang terpenting untuk dilakukan," kata Azharuddin Abdul Rahman, Direktur DCA Malaysia seperti dikutip dari Daily Mail.

(wsw/rdy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads