3 Hari Menikmati Nuansa Jepang yang Klasik di Kyoto

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

100 Ide Traveling Seru 2015

3 Hari Menikmati Nuansa Jepang yang Klasik di Kyoto

- detikTravel
Senin, 26 Jan 2015 15:15 WIB
3 Hari Menikmati Nuansa Jepang yang Klasik di Kyoto
(Anton/d'Traveler)
Jakarta - Jika Tokyo, Jepang identik dengan gedung modern, maka Kyoto menampilkan wajah zaman dahulu. Wisatawan datang ke sini untuk menikmati kuil, istana dan geisha. Setidaknya, butuh waktu 3 hari untuk menikmati nuansa Kyoto.

Kyoto adalah salah satu destinasi wisata di Jepang bagi mereka yang ingin menikmati kekayaan budaya negeri Matahari Terbit itu. Kyoto sering disebut juga kota pelajar ala Yogyakarta karena banyaknya perguruan tinggi dan mahasiswanya.

Bus adalah kendaraan umum terbaik untuk wara-wiri di kota ini. detikTravel menyarankan Anda langsung membeli tiket abonemen Kyoto Bus Pass seharga 500 Yen (Rp 55 ribu) untuk dipakai naik bus seharian. Mau ke mana kita di Kyoto? detikTravel menyusun itinerary-nya untuk Anda:

1. Hari 1 pagi: Kuil Emas Kinkakuji

(Anton/d'Traveler)
Mulailah petualangan di Kyoto dengan pergi ke Kinkakuji alias Kuil Emas. Jika Depok punya Masjid Kubah Emas, Kyoto punya saingannya. Kuil Kinkakuji menawarkan kuil dengan arsitektur unik berlapis emas, di tepian kolam besar yang cantik.

Nikmatilah suasana asri dan indah di komplek kuil ini. Jangan lupa juga, ada mitos melempar koin keberuntungan di belakang kuil. Koin dilempar ke arah patung, kalau kena, konon kita akan beruntung.

Tiket masuk ke Kuil Kinkakuji adalah 400 Yen (Rp 42 ribu). Untuk pergi kesana, dari Stasiun Kyoto kita bisa naik bus 101 dan 205, turun di halte Kinkakuji-michi. Kuil Kinkuji buka pukul 09.00-17.00.

2. Hari 1 siang: Kyoto Studio

(Fitraya/detikTravel)
Mau tahu dimana tempat syuting film samurai Rorouni Kenshin? Jawabannya adalah Toei Kyoto Studio. Ini adalah studio film milik perusahaan Toei yang bisa dikunjungi wisatawan, dengan catatan sedang tidak ada syuting outdoor.

Studio outdoornya memang bisa dikunjungi, sementara studio indoornya berbentuk hanggar-hanggar yang tertutup dari pengunjung umum. Untuk studio outdoor, settingnya adalah kota kuno Jepang di zaman samurai dengan puluhan bangunan yang bisa kita masuki. Kalau sudah menonton film samurai Kenshin itu, pasti Anda merasa dejavu karena memang syutingnya di studio ini.

Ada banyak aktor berkostum, samurai, ninja, bangsawan, geisha yang bisa diajak foto bareng. Kemudian ada sejumlah atraksi ketangkasan, rumah hantu, lukisan ilusi optik dan jangan lewatkan parade para aktor. Butuh waktu seharian penuh untuk berpuas-puas di tempat ini, jadi habiskanlah waktu sampai petang hari.

Yang tidak boleh dilewatkan juga adalah Hero Land, ini ibarat Madame Tussauds versi Toei. Tapi patung yang dipajang bukan selebriti melainkan semua pahlawan super Jepang yang diproduksi Toei, dari aneka serial Kamen Rider (Satria Baja Hitam) dan aneka serial Super Sentai (Power Ranger).

Dari Stasiun Kyoto, naiklah bus kota nomor 71, 72, atau 73. Turunlah di halte Uzumasa Eigamura-michi. Harga tiket masuknya adalah 2.200 Yen atau Rp 230 ribu. Toei Kyoto Studio buka pukul 09.30-16.30 pada Desember-Februari dan pukul 09.00-17.00 pada Maret-November.

3. Hari 2 pagi: Kyoto Imperial Palace

(Thinkstock)
Hari kedua di Kyoto, kita memulai perjalanan hari dari dari Kyoto Imperial Palace. Catatan penting, sebaiknya mengunjungi tempat ini di hari kerja, karena selalu tutup di hari Minggu dan kadang-kadang tutup di hari Sabtu. Ini adalah salah satu istana kekaisaran Jepang.

Kaisar dan keluarganya sempat tinggal di sini sampai tahun 1868, kemudian pindah ke istana di Tokyo sekalian memindahkan ibukota Jepang, sampai sekarang ini. Kyoto Imperial Palace kini menjadi objek wisata yang bisa dikunjungi wisatawan.

Namun kita tidak bisa sembarangan masuk, melainkan harus reservasi dulu ke kantor Imperial Household Agency Office di sebelah barat laut kompleks istana. Nanti akan ada pemandu yang mengumpulkan wisatawan, kemudian dia akan mengantar kita berkeliling kompleks istana, namun tidak sampai masuk ke dalam.

Jam buka kantor istana adalah pukul 08.45-12.00 dan 13.00-17.00. Anda bisa naik bus 201 dan 2013 dari Gion atau bus 59 dan 101 turun di halte Karasuma Imadegawa, kemudian cari kantor istana.

4. Hari 2 siang: Nishiki Market

(Fitraya/detikTravel)
Setelah berkeliling istana, tentu perut kita lapar. Nah inilah saatnya kita berwisata kuliner ke pasar makanan paling terkenal di Jepang yaitu Nishiki Market. Tempat ini berjuluk 'Dapurnya Kyoto', karena dari pasar inilah kita bisa mendapatkan segala jenis masakan dan bahan makanan yang biasa dikonsumsi di Kyoto.

Nishiki Market bentuknya adalah satu jalan memanjang beberapa blok, diberi atap supaya tidak kehujanan dan kanan kirinya adalah aneka penjual makanan, baik bahan mentah atau makanan jadi. Enaknya, ada banyak makanan tester untuk dicicipi gratis.

Tidak ada tempat duduk ala food court, warga Kyoto datang ke Nishiki untuk belanja kemudian pulang ke rumah untuk masak. Tapi kita bisa wara-wiri dan berhenti untuk menikmati kuliner yang ada.

Ada beberapa makanan yang wajib dicoba di sini. Antara lain ada Tamago, telur dadar gulung berbentuk silinder yang lembut dan lezat, aneka tempura dan gorengan lezat. Ada kue beras alias Senbei yang dibikin langsung di tokonya. Serta gurita kecil yang diisi telur puyuh. Nyamm!

Nishiki Market bisa dicapai dengan jalan kaki dari halte bus Shijo Karasuma dan Shijo Kawaramachi. Banyak bus yang di Kyoto yang menuju ke sana karena ini adalah jantung kota Kyoto.

5. Hari 2 sore: Gion

(Fitraya/detikTravel)
Setelah perut kenyang, lanjut jalan-jalan lagi menikmati Kyoto di sore hari ke kawasan Gion. Gion adalah kawasan tempat lahirnya Geisha, perempuan penghibur dalam budaya Jepang yang sudah ada sejak zaman samurai.

Eh, jangan membayangkan yang aneh-aneh dulu ya. Geisha beda dengan pelacur, mereka menghibur dengan bernyanyi atau bermain musik. Tapi kalau masih sore, kita belum bisa melihat Geisha.

Sore hari kita masih bisa jalan-jalan di sekitar kawasan Gion, mampir ke Kuil Yasaka yang fotogenik atau keluar masuk toko yang ada di sana. Nah, pukul 18.00 siap-siap kita di depan pintu gedung Gion Corner untuk menonton pertunjukan Geisha. Tiketnya 3.150 Yen (sekitar Rp 330 ribu).

Usai menonton pertunjukan Geisha, kita jalan-jalan saja di depan gedungnya, sepanjang jalan Hanami Koji-dori. Sepanjang jalan banyak kedai-kedai tradisional untuk tamu ekslusif. Jika beruntung, kita bisa melihat Geisha diantar jemput di salah satu kedai itu untuk melayani tamunya. Selesailah hari kedua kita.

6. Hari 3 pagi: Fushimi Inari

(Anindia/d'Traveler)
Hari terakhir di Kyoto. Perjalanan pagi ini kita mulai dari kuil yang paling unik di Kyoto atau bahkan mungkin Jepang, namanya Fushimi Inari. Julukannya adalah 'Kuil 10.000 Gerbang', karena kuil di Jepang biasanya hanya memiliki 1 gerbang berwarna merah yang disebut Torii. Nah kalau Fushimi Inari punya banyak sekali gerbang yang konon jumlahnya sampai 10.000.

Kenapa demikian? Fushimi Inari adalah kuil bagi mereka yang ingin kelancaran karir, bisnis dan usaha. Mereka yang hajatnya berhasil atau ingin hajatnya berhasil, menyumbang satu gerbang di kuil ini. Jadinya, ada ribuan gerbang di sepanjang jalan komplek kuil ini yang berupa perbukitan.

Wisatawan bisa menapaki tangga naik sambil berfoto di deretan gerbang merah ini yang memanjang terus ke atas bukit. Jangan lupa juga berfoto di depan patung rubah yang dipercaya sebagai utusan dewa.

Masuk ke kuil ini gratis. Untuk ke sana, kita naik bus Nomor 5 dan turun di halte Inaritaishamae.

7. Hari 3 siang: Kyoto Tower

(Fitraya/detikTravel)
Puas jalan-jalan di Kuil Fushimi Inari, kita kembali naik bus nomor 5 dan turun di terminal depan Stasiun Kyoto. Kalau lapar, silakan makan dulu di aneka gerai makanan di Stasiun Kyoto. Setelah itu kita menyeberang jalan untuk menikmati destinasi selanjutnya yaitu Kyoto Tower.

Kyoto Tower bisa dibilang saingannya Tokyo Tower. Kyoto Tower adalah bangunan paling tinggi di Kyoto yang tegak menjulang 131 meter. Wisatawan bisa naik ke ruang observasi setinggi 100 meter dan melihat pemandangan Kyoto 360 derajat. Keren!

Di Kyoto sangat jarang gedung pencakar langit, karena mempertahankan nuansa klasik seperti aneka kuil dan bangunan tua. Sehingga Kyoto Tower menjulang sendirian di sana. Tiket masuknya 770 Yen (sekitar Rp 81 ribu)

8. Hari 3 sore: Kiyomizudera

(Fitraya/detikTravel)
Kuil Kiyomizudera adalah penutup yang sempurna dari petualangan 3 hari mengelilingi Kyoto. Ini adalah kuil yang berada di atas bukit dengan pemandangan Kyoto dari ketinggian. Karena kuil ini menghadap ke barat, wisatawan bisa melihat sunset yang indah di sini.

Wisatawan bisa naik bus nomor 100, 202, 206 atau 207 dan berhenti di halte Kiyomizu-michi. Kemudian jalan kaki mendaki ke arah bukit di kawasan Higashiyama. Ada banyak sekali kuil di sini jika mau mampir-mampir. Selain itu ada banyak toko suvenir kalau mau belanja, sedangkan kuliner yang wajib dicoba adalah es krim rasa green tea. Oishii!

Di atas bukit, sampailah kita di Kuil Kiyomizudera dengan gerbang besar dan megah. Tiket masuknya 300 Yen (Rp 31 ribu). Nanti di bangunan utama kuil ada pelataran besar dan lega dimana para pengunjung asyik berfoto-foto menikmati sunset.

Inilah akhir yang sempurna dari petualangan di Kyoto! Bonus tambahan, jika Anda jomblo ada air mancur yang dipercaya mendatangkan jodoh di arah keluar dari komplek Kuil Kiyomizudera.
Halaman 2 dari 9
Mulailah petualangan di Kyoto dengan pergi ke Kinkakuji alias Kuil Emas. Jika Depok punya Masjid Kubah Emas, Kyoto punya saingannya. Kuil Kinkakuji menawarkan kuil dengan arsitektur unik berlapis emas, di tepian kolam besar yang cantik.

Nikmatilah suasana asri dan indah di komplek kuil ini. Jangan lupa juga, ada mitos melempar koin keberuntungan di belakang kuil. Koin dilempar ke arah patung, kalau kena, konon kita akan beruntung.

Tiket masuk ke Kuil Kinkakuji adalah 400 Yen (Rp 42 ribu). Untuk pergi kesana, dari Stasiun Kyoto kita bisa naik bus 101 dan 205, turun di halte Kinkakuji-michi. Kuil Kinkuji buka pukul 09.00-17.00.

Mau tahu dimana tempat syuting film samurai Rorouni Kenshin? Jawabannya adalah Toei Kyoto Studio. Ini adalah studio film milik perusahaan Toei yang bisa dikunjungi wisatawan, dengan catatan sedang tidak ada syuting outdoor.

Studio outdoornya memang bisa dikunjungi, sementara studio indoornya berbentuk hanggar-hanggar yang tertutup dari pengunjung umum. Untuk studio outdoor, settingnya adalah kota kuno Jepang di zaman samurai dengan puluhan bangunan yang bisa kita masuki. Kalau sudah menonton film samurai Kenshin itu, pasti Anda merasa dejavu karena memang syutingnya di studio ini.

Ada banyak aktor berkostum, samurai, ninja, bangsawan, geisha yang bisa diajak foto bareng. Kemudian ada sejumlah atraksi ketangkasan, rumah hantu, lukisan ilusi optik dan jangan lewatkan parade para aktor. Butuh waktu seharian penuh untuk berpuas-puas di tempat ini, jadi habiskanlah waktu sampai petang hari.

Yang tidak boleh dilewatkan juga adalah Hero Land, ini ibarat Madame Tussauds versi Toei. Tapi patung yang dipajang bukan selebriti melainkan semua pahlawan super Jepang yang diproduksi Toei, dari aneka serial Kamen Rider (Satria Baja Hitam) dan aneka serial Super Sentai (Power Ranger).

Dari Stasiun Kyoto, naiklah bus kota nomor 71, 72, atau 73. Turunlah di halte Uzumasa Eigamura-michi. Harga tiket masuknya adalah 2.200 Yen atau Rp 230 ribu. Toei Kyoto Studio buka pukul 09.30-16.30 pada Desember-Februari dan pukul 09.00-17.00 pada Maret-November.

Hari kedua di Kyoto, kita memulai perjalanan hari dari dari Kyoto Imperial Palace. Catatan penting, sebaiknya mengunjungi tempat ini di hari kerja, karena selalu tutup di hari Minggu dan kadang-kadang tutup di hari Sabtu. Ini adalah salah satu istana kekaisaran Jepang.

Kaisar dan keluarganya sempat tinggal di sini sampai tahun 1868, kemudian pindah ke istana di Tokyo sekalian memindahkan ibukota Jepang, sampai sekarang ini. Kyoto Imperial Palace kini menjadi objek wisata yang bisa dikunjungi wisatawan.

Namun kita tidak bisa sembarangan masuk, melainkan harus reservasi dulu ke kantor Imperial Household Agency Office di sebelah barat laut kompleks istana. Nanti akan ada pemandu yang mengumpulkan wisatawan, kemudian dia akan mengantar kita berkeliling kompleks istana, namun tidak sampai masuk ke dalam.

Jam buka kantor istana adalah pukul 08.45-12.00 dan 13.00-17.00. Anda bisa naik bus 201 dan 2013 dari Gion atau bus 59 dan 101 turun di halte Karasuma Imadegawa, kemudian cari kantor istana.

Setelah berkeliling istana, tentu perut kita lapar. Nah inilah saatnya kita berwisata kuliner ke pasar makanan paling terkenal di Jepang yaitu Nishiki Market. Tempat ini berjuluk 'Dapurnya Kyoto', karena dari pasar inilah kita bisa mendapatkan segala jenis masakan dan bahan makanan yang biasa dikonsumsi di Kyoto.

Nishiki Market bentuknya adalah satu jalan memanjang beberapa blok, diberi atap supaya tidak kehujanan dan kanan kirinya adalah aneka penjual makanan, baik bahan mentah atau makanan jadi. Enaknya, ada banyak makanan tester untuk dicicipi gratis.

Tidak ada tempat duduk ala food court, warga Kyoto datang ke Nishiki untuk belanja kemudian pulang ke rumah untuk masak. Tapi kita bisa wara-wiri dan berhenti untuk menikmati kuliner yang ada.

Ada beberapa makanan yang wajib dicoba di sini. Antara lain ada Tamago, telur dadar gulung berbentuk silinder yang lembut dan lezat, aneka tempura dan gorengan lezat. Ada kue beras alias Senbei yang dibikin langsung di tokonya. Serta gurita kecil yang diisi telur puyuh. Nyamm!

Nishiki Market bisa dicapai dengan jalan kaki dari halte bus Shijo Karasuma dan Shijo Kawaramachi. Banyak bus yang di Kyoto yang menuju ke sana karena ini adalah jantung kota Kyoto.

Setelah perut kenyang, lanjut jalan-jalan lagi menikmati Kyoto di sore hari ke kawasan Gion. Gion adalah kawasan tempat lahirnya Geisha, perempuan penghibur dalam budaya Jepang yang sudah ada sejak zaman samurai.

Eh, jangan membayangkan yang aneh-aneh dulu ya. Geisha beda dengan pelacur, mereka menghibur dengan bernyanyi atau bermain musik. Tapi kalau masih sore, kita belum bisa melihat Geisha.

Sore hari kita masih bisa jalan-jalan di sekitar kawasan Gion, mampir ke Kuil Yasaka yang fotogenik atau keluar masuk toko yang ada di sana. Nah, pukul 18.00 siap-siap kita di depan pintu gedung Gion Corner untuk menonton pertunjukan Geisha. Tiketnya 3.150 Yen (sekitar Rp 330 ribu).

Usai menonton pertunjukan Geisha, kita jalan-jalan saja di depan gedungnya, sepanjang jalan Hanami Koji-dori. Sepanjang jalan banyak kedai-kedai tradisional untuk tamu ekslusif. Jika beruntung, kita bisa melihat Geisha diantar jemput di salah satu kedai itu untuk melayani tamunya. Selesailah hari kedua kita.

Hari terakhir di Kyoto. Perjalanan pagi ini kita mulai dari kuil yang paling unik di Kyoto atau bahkan mungkin Jepang, namanya Fushimi Inari. Julukannya adalah 'Kuil 10.000 Gerbang', karena kuil di Jepang biasanya hanya memiliki 1 gerbang berwarna merah yang disebut Torii. Nah kalau Fushimi Inari punya banyak sekali gerbang yang konon jumlahnya sampai 10.000.

Kenapa demikian? Fushimi Inari adalah kuil bagi mereka yang ingin kelancaran karir, bisnis dan usaha. Mereka yang hajatnya berhasil atau ingin hajatnya berhasil, menyumbang satu gerbang di kuil ini. Jadinya, ada ribuan gerbang di sepanjang jalan komplek kuil ini yang berupa perbukitan.

Wisatawan bisa menapaki tangga naik sambil berfoto di deretan gerbang merah ini yang memanjang terus ke atas bukit. Jangan lupa juga berfoto di depan patung rubah yang dipercaya sebagai utusan dewa.

Masuk ke kuil ini gratis. Untuk ke sana, kita naik bus Nomor 5 dan turun di halte Inaritaishamae.

Puas jalan-jalan di Kuil Fushimi Inari, kita kembali naik bus nomor 5 dan turun di terminal depan Stasiun Kyoto. Kalau lapar, silakan makan dulu di aneka gerai makanan di Stasiun Kyoto. Setelah itu kita menyeberang jalan untuk menikmati destinasi selanjutnya yaitu Kyoto Tower.

Kyoto Tower bisa dibilang saingannya Tokyo Tower. Kyoto Tower adalah bangunan paling tinggi di Kyoto yang tegak menjulang 131 meter. Wisatawan bisa naik ke ruang observasi setinggi 100 meter dan melihat pemandangan Kyoto 360 derajat. Keren!

Di Kyoto sangat jarang gedung pencakar langit, karena mempertahankan nuansa klasik seperti aneka kuil dan bangunan tua. Sehingga Kyoto Tower menjulang sendirian di sana. Tiket masuknya 770 Yen (sekitar Rp 81 ribu)

Kuil Kiyomizudera adalah penutup yang sempurna dari petualangan 3 hari mengelilingi Kyoto. Ini adalah kuil yang berada di atas bukit dengan pemandangan Kyoto dari ketinggian. Karena kuil ini menghadap ke barat, wisatawan bisa melihat sunset yang indah di sini.

Wisatawan bisa naik bus nomor 100, 202, 206 atau 207 dan berhenti di halte Kiyomizu-michi. Kemudian jalan kaki mendaki ke arah bukit di kawasan Higashiyama. Ada banyak sekali kuil di sini jika mau mampir-mampir. Selain itu ada banyak toko suvenir kalau mau belanja, sedangkan kuliner yang wajib dicoba adalah es krim rasa green tea. Oishii!

Di atas bukit, sampailah kita di Kuil Kiyomizudera dengan gerbang besar dan megah. Tiket masuknya 300 Yen (Rp 31 ribu). Nanti di bangunan utama kuil ada pelataran besar dan lega dimana para pengunjung asyik berfoto-foto menikmati sunset.

Inilah akhir yang sempurna dari petualangan di Kyoto! Bonus tambahan, jika Anda jomblo ada air mancur yang dipercaya mendatangkan jodoh di arah keluar dari komplek Kuil Kiyomizudera.

(shf/shf)

Hide Ads