Panggung Hiburan Rakyat Digelar di Alun-Alun Rangkasbitung

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Panggung Hiburan Rakyat Digelar di Alun-Alun Rangkasbitung

Advertorial - detikTravel
Senin, 05 Des 2016 13:22 WIB
Jakarta -

Pada Sabtu kemarin (3/12), Alun-Alun Rangkasbitung yang berdekatan dengan Pendopo Kabupaten Lebak dipenuhi lautan manusia. Penduduk sekitar hingga masyarakat Baduy Luar memadati Alun-Alun Rangkasbitung demi memperingati ulang tahun Lebak ke-188. Panggung hiburan rakyat juga digelar untuk menghibur masyarakat yang datang.

Peringatan hari jadi Lebak ke-188 ini dihadiri sejumlah pejabat. Di antaranya Deputi Pengembangan Pemasaran Nusantara Kemenpar - Esthy Reko Astuti, Sekretaris Deputi Pengembangan Pariwisata Nusantara Kementrian Pariwisata - Mumus Muslim, Bupati Lebak - Iti Octavia Jayabaya, Wakil Bupati Lebak - Ade Sumardi hingga Ketua DPRD Kabupaten Lebak - Djunaedi Ibnu Jarta.

Wayang Ajen menjadi persembahan pembuka acara ini yang berhasil menuai decak kagum para hadirin. Lalu, acara dilanjutkan dengan pameran seni dan instalasi, workshop 1000 Wayang Golek, music Gamelan Tatalu, pertunjukan kesenian khas Baduy Mapag Semah, persembahan artis cilik dari Antika Wandandini, artis pop Sunda yaitu Yanti Puja, dan pesembahan Tari dan Musik Nusantara Berdendang yang dibawakan tim Wayang Ajen. Sekitar 5.000 orang memadati Alun-Alun Rangkasbitung.

Panggung Hiburan Rakyat Digelar di Alun-Alun Rangkasbitung


"Bagus sekali. Teknologi multimedia, tata cahaya, tata suara dan tata panggungnya luar biasa. Sosialisasikan Pesona Indonesia, potensi dan kekayaan alam maupun seni budaya, jadi mudah masuk," ujar Deputi Pengembangan Pemasaran Nusantara Kemenpar, Esthy Reko Astuti pada Sabtu (3/12) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penonton pun sangat antusias menyaksikan pertunjukan Wayang Ajen yang sudaha diakui oleh UNESCO sejak tahun 2010. Wayang Ajen memberikan penampilan atraktif yang menyelipkan humor dan kejadian sosial yang sedang dialami masyarakat Indonesia. Mulai dari aksi super damai 212, pesan wisata religi 1000 Madrasah yang sedang dilakukan Kabupaten Lebak, hingga jurus-jurus sakti Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam mengembangkan pariwisata Indonesia. "Pesannya sangat kekinian. Wayang Ajen memang menyuguhkan sesuatu yang beda. Ini sangat unik," ungkap Esthy.

Tak hanya Wayang Ajen saja yang berhasil mencuri perhatian. Persembahan Tari dan Musik Nusantara Berdendang yang menyajikan Tarian Bungong Jeumpa Aceh, Ondel-Ondel Betawi, Manuk Dadali Jawa Barat, Lir Ilir Jawa Tengah, Poco-Poco Maluku, serta Yamko Rambe Yamko yang dirangkai secara medley menghasilkan pertunjukan yang luar mengaggumkan. Belum lagi, tarian tersebut membangkitkan rasa kebangsaan Bhineka Tunggal Ika.

Panggung Hiburan Rakyat Digelar di Alun-Alun Rangkasbitung


"Pesannya memang seputar semangat kebangsaan, 'virus' pariwisata lewat brand Pesona Indonesia, gerakan Go Digital yang diusung Kemenpar, Bhineka Tunggal Ika dan menjaga keutuhan NKRI," jelas Wawan Gunawan, dalang Wayang Ajen.

Wayang Ajen yang pernah tampil di 49 negara selama 17 tahun ini tak perlu diragukan lagi kehebatannya. Bahkan, Wayang Ajen pernah mendapatkan penghargaan untuk penampilan terbaik di Festival de Titeres de Canarias 2009 Spanyol. Penampilan tersebut kembali dipertontonkan di Rangkasbitung. Susunan pertunjukan spektakuler saat tampil di Yakutsk, Republik Sakha (Yakutia), Federasi Rusia tahun 2012 lalu juga ikut disisipkan. Bahkan, interaksi aktif antara penonton, wayang, dan dalang yang sempat diperlijhatkan di Yunani, Belanda, Perancis dan Italia juga disajikan.

Pesan filosofi yang disampaikan dalam lakon Dewi Kekembang Arum membuat ribuan penonton terkesima. Pesan tersebut mengajak masyarakat Indonesia untuk mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di seluruh dunia dan mencari peluang untuk tampil sebagai bangsa pemenang. "Ini seperti perang, tapi perang yang ini kita terjemahkan dalam kerja, kerja kerja! Kalau kata Pak Menpar Arief Yahya, ya harus 3S. Solid, Speed, Smart," tukas Wawan.

Panggung Hiburan Rakyat Digelar di Alun-Alun Rangkasbitung


Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya pun sepakat dengan pertunjukan Wayang Ajen yang mengaggumkan dan memiliki misi pelestarian budaya. "Pertunjukannya luar biasa. Show budaya seperti ini sangat bagus untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN," katanya.

Lebak kini tengah mengembangkan wilayahnya melalui tiga aspek. Di antaranya infrastruktur dasar pendidikan, kesehatan, dan pengembangan sektor pariwisata. "Khusus pariwisata, fokusnya tiga. Wisata alam, wisata budaya, dan wisata religi," paparnya.

Lebak yang merupakan kawasan yang berdekatan dengan Tanjung Lesung – yang sudah ditetapkan sebagai 10 Bali Baru – memang memiliki potensi besar di wisata alam, budaya, dan religi. Untuk wisata alam, Lebak memiliki Pantaio Ciantir Sawarna, Pantai Tanjung Layar, Pantai Karang Bokor, Kebun Teh Cikuya, Curug Munding, Pantai Bagedur, Curug Ciporolak, Curug Kumpay, serta Gua Lalay. "Semuanya indah. Silakan datang dan berwisata ke tempat-tempat tadi," ucap Bupati Lebak.

Untuk wisata budaya, Lebak punya Baduy yang sudah mendunia. Wisata budaya ini diyakini punya nilai tinggi karena di Baduy bisa dijumpai kehidupan alami seperti komunitas suku Aborigin di Australia, suku Amish di Amerika Serikat, atau suku Incha di Manchu Pichu Peru.

Terakhir, untuk wisata religi, Lebak punya ribuan madrasah dan pesantren yang bisa diandalkan. Sekitar 1200-an pesantren dan madrasah menjadi potensi pariwisata yang besar karena setiap minggunya ada sekitar 5000 orang tua yang menjenguk anaknya di Lebak.

(adv/adv)

Hide Ads