Acara yang digelar Minggu (19/11/2017) ini dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur, Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun, serta Gubernur Jambi Zumi Zola.
Perhelatan Memuliakan Tamadun Melayu Antarbangsa merupakan sebuah gagasan guna memperkenalkan Kabupaten Lingga sebagai Bunda Tanah Melayu. Harapannya, acara ini dapat mengangkat 'Batang Terendam' dan menjadikan Kabupaten Lingga sebagai bahan rujukan budaya Melayu sedunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bupati Lingga, Alias Wello mengatakan acara ini menjadi salah satu upaya dari Kabupaten Lingga guna memperkuat dan mempromosikan diri sebagai bagian yang tak terpisahkan dari peradaban budaya Melayu.
Di Lingga, ada satu kota bernama Daik yang merupakan pusat pemerintahan kebesaran Kesultanan Lingga pada tahun 1878 hingga 1900. Kebesaran ini telah meninggalkan peradaban kejayaan yang masih dapat dilihat di Lingga hingga hari ini.
"Berupa peninggalan situs cagar budaya yang tersebar di hampir seluruh perairan Daik, Dabo Singkep, dan Senayang hingga bahasa Melayu, adat-istiadat dan sikap-sikap kemelayuan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kabupaten Lingga," paparnya.
Ia juga mengungkapkan kegiatan ini digelar bertepatan dengan perayaan HUT Kabupaten Lingga ke-14 ini. Kekuatan budaya ini diharapkan dapat menjadi modal yang kuat guna semakin memperkenalkan Kabupaten Lingga.
"Kegiatan ini diharapkan dapat mempromosikan pariwisata melalui seni dan budaya Kabupaten Lingga sebagai pusat kebudayaan Melayu di mata dunia internasional," lanjutnya.
Ke depannya, kata Allias, acara ini akan digelar secara berkelanjutan dengan pengelolaan acara yang semakin baik. Bahkan dilengkapi dengan suguhan seni dan budaya Melayu yang lebih beragam.
Perhelatan Memuliakan Tamadun Melayu Antarbangsa diisi dengan ragam acara. Adapun acaranya adalah pawai budaya Tamadun Melayu, pertujukan seni, permainan rakyat tradisional Melayu, pameran museum, bazar kue dan Mueh Juadah Melayu, panggung puisi, pameran UKM dan pariwisata, serta perbincangan Budaya Tamadun Melayu.
Selain itu. ada Festival Gunung Daik yang akan mengajak 150 orang wisatawan asing dari berbagai negara untuk mendaki Gunung Daik, salah satu cagar alam dan budaya di Kabupaten Lingga.
Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam sambutannya mengatakan budaya Melayu memiliki peran dan andil yang besar bagi bangsa dan negara. Bagaimana budaya dan bahasa Melayu menjadi bahasa nasional walaupun penduduk atau suku Melayu bukanlah yang terbesar.
"Tapi semua rela Melayu menjadi bahasa pemersatu," ujarnya yang dalam kesempatan itu dianugerahi gelar Sri Perdana Mahkota Negara oleh Lembaga Adat Melayu (LAM).
Dengan kekuatan budaya dan sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Lingga, diharapkan dapat semakin memperkuat daya tarik Kabupaten Lingga sebagai salah satu pusat kebudayaan Melayu.
"Harapan semuanya, Tamadun Melayu harus menjadi perekat kemajuan secara bersama-sama. Potensi di laut, darat, menjadi modal nasional dan masyarakat disini untuk mencapai kemajuan. Untuk itu, dibutuhkan pembelajaran dan modal secara bersama-sama," tambah JK.
Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti mengatakan sebagai Bunda Tanah Melayu, Kabupaten Lingga memang memiliki potensi yang kuat di sektor budaya.
"Sebagai daerah yang kental dengan budaya Melayu, maka program kerja yang berorientasi pada upaya mempertahankan, memperkenalkan, dan memajukan Kebudayaan Melayu di Kabupaten Lingga ini memang wajib untuk dilakukan. Salah satunya melalui Perhelatan Memuliakan Tamadun Melayu Antarbangsa ini," katanya yang didampingi Kepala Bidang Promosi Wisata Pertemuan dan Konvensi Kemenpar, Eddy Susilo.
Melalui potensi ini, sektor pariwisata di Kabupaten Lingga diharapkan semakin meningkat sehingga dapat menjadi salah satu kekuatan utama. Baik bagi Kabupaten Lingga maupun Kepulauan Riau secara keseluruhan.
Terlebih Kabupaten Lingga juga memiliki potensi yang tak kalah indah dengan daerah lain. Dengan 604 gugusan pulau yang tersebar di Kabupaten Lingga, potensi wisata baharinya juga kuat. Seperti Pulau Benan, Pantai Dungun, Pulau Benaah, Pulau Berhala dan Pulau Dayung yang menyimpan potensi dan pemandangan bawah laut menawan.
"Dengan kedekatan budaya dengan masyarakat rumpun Melayu lainnya di berbagai negara, tentu daya tarik Kabupaten Lingga akan semakin kuat," paparnya.
Hal senada diutarakan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Menurutnya, Lingga menjadi salah satu keindahan budaya yang dimiliki tanah Kepri. Selain itu, Kepri masuk ke dalam program crossborder karena penyeberangan ke Batam, Bintan, Tanjung Balai Karimun, sangat dekat dan cepat melalui Kepri. Akses penyeberangan juga semakin banyak.
"Karena itu dengan banyak event internasional di Kepri, akan menghidupkan industri pariwisata di sana," katanya.
Ia menjelaskan bahwa saat ini hal yang harus diperhatikan adalah kekuatan konsep acara, keunikan, akomodasi, dan penerimaan masyarakat daerah tersebut kepada para wisatawan.
"Selamat dan sukses atas penyelenggaraan PMTMA, sukses buat warga Lingga dan Kepri," katanya. (adv/adv)












































Komentar Terbanyak
Pembegalan Warga Suku Baduy di Jakpus Berbuntut Panjang
Denda 50 Kerbau Menanti Pandji Pragiwaksono usai Candaan Adat Toraja
Kesan Turis soal IKN: Seperti Singapura, tapi Aneh dan Sepi