Kondisi cuaca masih tetap sama dari semalam. Pulau masih terus hujan hingga pagi dan kami khawatir tidak bisa melakukan perjalanan ke Pulau Sepa. Karena cuaca yang tidak mendukung, kami mengalihkan perjalanan ke Pulau Semak Daun atau yang lebih dikenal dengan Pulau Smack Down oleh warga di Kepulauan Seribu.
Perjalanan dengan kondisi hujan dan laut yang berombak tidak mematahkan semangat kami untuk tetap menjalankan rencana kami untuk snorkling di Pulau Semak Daun.Kami melewati beberapa pulau yang salah satunya adalah Pulau Karya yang difungsikan untuk Polres dan penjara. Dari informasi setempat di penjara ini tidak ada listriknya. Kondisi penjara juga sangat lembab dan para napi sangat rentan terkena penyakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sesampai di Pulau Semak Daun, hujan berganti dengan gerimis. Ombak laut di dermaga lumayan kencang dan tak ada pengunjung yang sedang berkemah di sana. Kami hanya menemukan seorang penjaga pulau yang sedang membersihkan drum air. Kami tidak berlama-lama di pulau ini, setelah berenang sebentar di dermaganya, kami melanjutkan perjalanan ke lokasi snorkling yang berjarak sekitar 200 meter dari pulau.
Kami disuguhi pemandangan alam bawah laut yang dipenuhi soft coral yang bergelayutan kesana kemari oleh arus air. Sayang tidak ada clown fish yang terlihat. Ikan berbagai warna terlihat berkumpul di dekat karang-karang raksasa. Sesekali kami mencoba menerobos ke tengah kerumunan ikan dengan teknik Skin Dive (http://www.wikihow.com/Skin-Dive) yang diajarkan Pak Rahmat, pemilik homestay dan boat yang kami tumpangi.
Pukul 11.45, kami pindah ke lokasi snorkling di belakang pulau Panggang. Terumbu karang di sini bentuknya seperti bukit yang lerengnya sangat curam. Saya agak ketakutan ketika turun dari boat dan melihat dasar laut yang samar-samar. Semakin mendekati gunungan terumbu karang, saya dibuat terpesona dengan luasnya areal karang yang ditumbuhi soft coral.
Kami menyudahi jelajah soft coral pada pukul satu siang. Saya dan Jenny mulai kelelahan dan pusing. Saya terlalu bersemangat berenang tanpa memedulikan kondisi badan sendiri. Setelah makan siang di Nusa Resto, kepala saya benar-benar berat, pusing dan demam. Istirahat berjam-jam belum juga mengurangi demam dan pusing. Di homestay, kami berdiskusi lagi tentang perjalanan besok dengan Pak Rahmat. Jika cuaca memungkinkan, kami akan ke Pulau Sepa dan Tidung.
(gst/gst)












































Komentar Terbanyak
Pembegalan Warga Suku Baduy di Jakpus Berbuntut Panjang
Kisah Sosialita AS Liburan di Bali Berakhir Tragis di Tangan Putrinya
Tarif Parkir Terbaru di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Ini Rinciannya