Pantai Balekambang Miniatur Pantai Kuta

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Anshar Dadiady|49610|JATIM|19

Pantai Balekambang Miniatur Pantai Kuta

- detikTravel
Rabu, 20 Jul 2011 15:00 WIB
Jawa Timur - Sore disaat sang surya sudah bergulat dengan tabir mega mendung disisi barat atas, nampak sebuah pemandangan yang luar biasa cantiknya. Tepat pukul 15:00 saat kami tiba di Pantai Balekambang yang terletak di desa Srigonco, Kecamatan Bantur Malang. Jalanan yang berkelok-kelok serta sesekali ada jalan yang rusak, sama sekali tidak mengganggu perjalanan kami. Apalagi sepanjang perjalanan mata kami disuguhi hamparan pohon jati di kiri kanan yang bersusun rapi.
Keindahan langsung terekam dipandangan pertama, pasir putih keemasan terhampar luas di tepian pantai yang merupakan pesisir laut selatan, ombak yang menggulung menghasilkan lukisan warna putih dengan deburan intan, kontras dengan air di depan dan belakangnya yang berwarna biru kehijauan. Deburannya menghasilkan suara gemuruh yang enak pula didengar, seakan mewakili gemuruh hati ini. Sepintas aku merasa seperti berada di Pantai Kuta Bali, memang tidak salah kalau ada yang mengatakan Pantai Balekambang mirip dengan pantai yang menjadi primadona para turis mancanegara berjemur itu. Dari gemuruh ombak yang saling berkejaran, putih keemasan pasirnya, sampai biru lautnya memang mengambarkan pantai kuta, mungkin yang berbeda pengunjungnya. Di Pantai Balekambang tidak ada turis-turis mancanegara yang berenang dan berjemur dengan tubuh mengenakan β€œbikini”.
Selain pemandangan pasir putih dan gulungan ombak yang berbaris rapi saling berkejaran, pesona lain yang menarik mata dan akhirnya membawa kaki terus menapaki bibir pantai adalah Pulau Wisanggeni dan Pulau Ismoyo yang jaraknya tidak jauh dan bisa dicapai melalui jembatan beton yang panjangnya kurang lebih sekitar 150 meter. Di Pulau Ismoyo sendiri ada sebuah Pura yang diberi nama Pura Luhur Amerta Jati. Pura yang diresmikan pada tanggal 17 Oktober 1985 ini terhampar karang laut yang senantiasa dihempas ombak besar.
Keindahan lukisan alam Sang Maha Kuasa yang tidak bisa saya uraikan dan gambarkan secara persis, karena begitu sempurna ciptaan-Nya. Kami pun tak lupa mengabadikan pemandangan yang terhampar di depan mata kami dan sesekali nampak terkesima dengan ombak yang bergemuruh. Saya, Mas Andi dan Mbak Dita sempat terpikir untuk sekedar berenang di tepi pantai, namun adanya tulisan yang melarang untuk berenang karena ombaknya yang ganas maka kami mengurungkan niatan tersebut. Tapi tetap saja ada orang yang nekat menerjang ombak walau bendera-bendera merah terlihat jelas walaupun dari jarak yang jauh.
(gst/gst)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads