Β
Selasa siang tanggal 4 September 2010, saya dan rekan petualang mengunjungi tempat Zainal Songket yang terletak di Jl. Ki Gede Ing Suro no. 173, Ilir, Palembang. Menurut penduduk sekitar, Zainal Songket tidak hanya menjual produk saja tetapi juga mempunyai alat tenun untuk membuat songket. Namun, karena tempatnya sedang direnovasi, kami pun akhirnya menelusuri daerah lain.
Β
Dari Ilir, mobil kami segera menuju ke bagian Ulu Palembang. Kami akhirnya menemukan rumah seorang ibu yang salah satu pekerjanya masih menenun songket di daerah Naga Swidak. Nina, begitu kak ayu yang sedang asyik menenun songket itu dipanggil. Ia sangat telaten sekali memasukkan setiap benang secara horisontal ke untaian benang vertikal yang sudah disusun sedemikian rupa sehingga membentuk suatu anyaman kain.
Β
Pengerjaan satu kain songket bisa mencapai satu bulan. Songket bukan seperti kain-kain lain yang bisa diproduksi dengan mesin dan memungkinkan adanya penjiplakan motif. Kain ini dikerjakan dengan tangan, selembar demi selembar benang dianyam dan dirapatkan sampai selesai.
Β
"Selain harus teliti, nenun songket itu harus sabar dan pakai hati. Menahan alat songketnya itu kan bisa buat badan pegal-pegal, tapi kalau dilakukan dengan hati senang, pasti hasilnya bagus." kata Kak Nina sambil mengajarkan saya menenun songket.
Β
Harga songket di Palembang berkisar mulai dari Rp. 1.000.000,- sampai ada yang puluhan juta. Yang membuatnya mahal tentu saja kerumitan pembuatannya, motif, dan juga jenis benang yang digunakan. Biasanya, kain songket yang harganya lebih mahal adalah kain yang menggunakan benang emas dan benang sutera.
Β
Menurut Zainal Arifin pemilik Zainal Songket, kain tenun tangan ini merupakan ratunya kain. Keindahan dan kemewahan ragam hias dan desainnnya tak dapat disangkal. Namun, jangan berpikir kalau kain tradisional itu selalu identik dengan kata kuno. Pemakaian kain songket bisa dipadupadankan dengan kebaya klasik ataupun modern. Bahkan sekarang pun, songket bisa ditenun menjadi busana pesta atau pakaian kasual yang bisa dipakai sehari-hari. Dengan cara yang kreatif ini, kain tradisional bisa menjadi tradisi yang lebih mudah diterima semua kalangan.Β
Β
Jika anda berwisata ke Palembang, janganlah sungkan untuk menawar. Harga songket dari tempat penenunnya langsung bisa jauh lebih murah. Ayo mulailah lestarikan kain tradisional masing-masing daerah, agar budaya Indonesia yang lain juga mempunyai kesempatan yang sama dengan batik! Β (@lucianancy)
(gst/gst)
Komentar Terbanyak
Cerita Tiara Andini Menolak Tukar Kursi sama 'Menteri' di Pesawat Garuda
Aneka Gaya Ahmad Sahroni di Luar Negeri dari Paris sampai Tokyo
Viral Beredar Template IG Itinerary Kunker Anggota DPR Komisi XI di Sydney