Kedua taman ini berada di lokasi strategis, tepatnya di Jalan Raya Bosnik, sekitar 5 km dari pusat Kota Biak. Tempat ini dapat dicapai dengan angkutan umum dari Pasar Ikan dengan ongkos lima ribu rupiah. Siapkan ongkos masuk Rp 5.000 untuk memasukinya.
Walau tidak terlalu luas, taman ini cukup menggambarkan keunikan burung dan anggrek khas Papua. Di sebelah kiri pintu masuk, berderet kandang berisi kurang lebih empat puluh ekor burung endemik Papua. Sebut saja nuri paruh merah, nuri paruh hijau, kakaktua jambul kuning, enggang hingga yang terkenal cendrawasih dan kakaktua hitam. Di sebelah kanan, puluhan jenis tanaman anggrek tertanam rapi di patok-patok dari batang kelapa.
Keseluruhan koleksi burung dalam kondisi baik. Menurut Bapak Demianus Warnares, salah seorang penanggung jawab taman, pemerintah setempat terus menjaga agar taman ini bisa jadi pusat netralisasi burung-burung endemik Papua yang pernah dipelihara orang sebelum dilepas kembali ke habitat aslinya di hutan-hutan Papua.
"Beberapa burung di sini hasil sitaan dari pemilik yang tidak bertanggung jawab," kata Bapak Demianus sembari menunjuk ke arah seekor burung kakaktua hitam yang angkuh memandang kami.
Menurutnya, beberapa burung tidak bisa dikembalikan ke hutan karena sudah sedemikian trauma. Jadi lah taman ini - dan sangkar besinya - sebagai rumah permanen mereka. Benar saja, beberapa ekor kakaktua jambul kuning terlihat terlihat takut ketika kami mendekat.
Selain koleksi burung dan anggrek, kedua taman ini sendiri cukup nyaman untuk dijadikan tempat melepas lelah. Jalan setapak yang menghubungkan penjuru taman rindang terlindungi pohon-pohon rimbun. Bangku-bangku taman tersebar di beberapa tempat untuk menyambut pengunjung yang lelah.
Sudah ada dalam rencana pengelola taman untuk menjadikan tempat ini sebagai sarana pendidikan pengunjung tentang burung dan anggrek endemik Papua. Kami senang mendengar rencana tersebut. Tentunya bisa dimulai dengan memberi papan nama untuk seluruh koleksi karena kami sempat kesulitan menebak-nebak nama spesies burung dan anggrek yang ada di taman ini.
Selanjutnya dengan mempromosikan pentingnya mengembalikan anggrek dan burung langka ke habitatnya. Seperti Pak Demianus bilang ketika menutup perjumpaan kami, bagi burung dan anggrek Papua taman ini hanya surga kecil. Surga sebenarnya ada di hutan Papua.
(gst/gst)
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Skandal 'Miss Golf' Gemparkan Thailand, Biksu-biksu Diperas Pakai Video Seks
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit