'Mereguk' Kedamaian Danau Tahai

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sendia Berka|44149|KALTENG & KALSEL|48

'Mereguk' Kedamaian Danau Tahai

- detikTravel
Rabu, 30 Mar 2011 11:00 WIB
KALIMANTAN TENGAH - Panas terik sang surya tepat pukul 12.00 WIB pada 19 Oktober 2010 tak menggubris rasa damai yang saya rasakan saat berada diatas ketinting, di tengah-tengah Danau Tahai. Suara desiran angin, gesekan pohon, serta wangi hutan dapat saya rasakan dengan lebih peka. Entah mengapa, tak ada bosannya saya menyusuri sungai dan danau yang berada di Kalimantan. Menyentuh Palangkaraya, menggiring saya menuju Danau Tahai yang berjarak sekitar 30 menit dari Palangkaraya kearah Sampit.

Pertama tiba di Danau Tahai, saya sedikit kecewa. Danau yang sama sekali tidak menarik, batin saya. Saya baru menyadari kemudian, bukan karena danaunya, namun karena susunan acak beberapa warung serta rumah lanting disisi danau.
Bergelut dengan kebimbangan hati untuk mencoba menelusurinya atau pergi saja meninggalkan danau ini, akhirnya kami berfikir, tak ada salahnya mencoba, 'toh' kami sudah berada disini.

Bertemu dengan Pak Kadir, pemilik ketinting dan berhasil mendapatkan harga 200 ribu rupiah untuk harga sewa, akhirnya saya, 4 teman dan pak kadir menaiki ketinting. Menaiki ketinting, yang saya sebut sebagai sampan bermesin ini sungguh menegangkan. Tingginya yang nyaris rata dengan permukaan air, serta setiap goyangan yang kami buat, membuat ketinting oleng kekiri dan kekanan. Bayangan jatuh ke danau yang mungkin dihuni oleh buaya membuat nyali saya nyaris ciut. Namun, perkataan Pak Kadir meyakini kami bahwa penyusuran danau ini akan baik-baik saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak lama ketinting menyusur danau,meskipun dengan suara mesin yang berisik, perasaan damai tetap 'menyergap' hati saya. Pepohonan di kiri-kanan danau, guguran bunga pohon putat yang bertaburan di danau membuat Danau Tahai berhiaskan warna merah. Sekitar 15 menit menyusuri danau, akhirnya kami berhasil menemukan orangutan di sisi sungai.

Sungguh pemandangan menakjubkan saat tiba-tiba orangutan yang sedang makan buah-buahan tersebut menghentikan kegiatannya, dan mengambil kardus yang ada disebelahnya kemudian menaruhnya diatas kepala. Entah bagaimana kardus tersebut bisa ada disana, namun yang pasti, kardus itu telah membantu orangutan tersebut menahan terik matahari. Kami-pun mencoba mendekati sebisa mungkin kesisi sungai untuk dapat melihat dengan jelas.

Saat itu, Pak Kadir mematikan mesin ketinting. Suasana hening langsung 'menyergap' di danau yang jarang dilalui oleh perahu itu. Seketika, kami semua terdiam  menikmati kedamaian dengan pemandangan luar biasa disekeliling kami. Saya tak menyangka, keraguan yang timbul pada awalnya, dijawab langsung oleh apa yang nampak didepan mata saya saat itu.

Selama beberapa saat menikmati kesunyian, kami-pun melanjutkan penyisiran danau. Beberapa kali kami melihat orangutan di pohon-pohon dan monyet ekor panjang.Kedamaian yang kami rasakan sekitar 45 menit menyusur danau terasa sangat cepat berlalu. Tak rela rasanya harus meninggalkan Danau ini.

Seandainya Kedamaian seperti yang saya rasakan ditempat ini dapat anda rasakan juga, anda  pasti akan berfikir hal yang sama seperti saya. Suatu hari, saya akan kembali untuk menyusuri Danau Tahai dan 'mereguk' kembali semua kedamaian yang ada disini.
(gst/gst)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads