Setelah mendapatkan tiket kapal ferry tersebut, kami mengisi waktu sekitar 10 jam sebelum pelayaran dengan berkeliling Kota Ambon. Adapun tujuan pertama kami hari itu adalah Monumen Pahlawan Nasional Martha Christina Tijahahu yang letaknya di perbukitan dengan menggunakan ojeg motor dengan biaya Rp 5.000,00/ojeg. Perjalanan ke monumen tersebut memakan waktu sekitar 10 menit dari pelabuhan Galala dengan kondisi jalan yang baik namun sangat pas-pasan untuk dua mobil serta menanjak dan banyak tikungan. Kondisi tersebut tidak sebanding dengan rasa hormat kami yang sangat berniat untuk menengok dan mengenang keheroikan seorang pahlawan nasional wanita yang jumlahnya tidak banyak.
Sesampainya di sana, kami sangat terkejut ketika mendapati gerbang masuk monumen tersebut tertutup rapat dan terkunci. Namun hanya selang beberapa menit, terdapat dua wanita yang membawa kunci gerbang tersebut lalu mempersilahkan kami masuk. Beberapa meter dari gerbang, terdapat taman kecil yang sangat asri dan terawat di mana patung Martha Christina Tijahahu berdiri kokoh di bagian puncak taman. Patung tersebut menghadap ke arah Kota Ambon dan pelabuhan seakan bersiaga untuk menjaganya. Kami menyempatkan diri memberikan penghormatan untuk mengenang jasa-jasa beliau yang sangat tidak ternilai oleh apapun sekaligus menikmati pemandangan Kota Ambon dan pelabuhannya dari atas bukit yang luar biasa indahnya. Namun begitu, satu hal yang masih membuat kami mengereyitkan dahi adalah tidak adanya orang-orang lain yang berkunjung selain kami dan seperti kami singgung sebelumnya, gerbang monumen tersebut bahkan ditutup rapat.
(gst/gst)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit