Dari keramahan penghuninya, saya memberanikan diri mendekati pria tersebut ditemani Harley dan Pak Lucky, seorang asli suku Asmat yang kebetulan menjadi penunjuk jalan kami keliling Agats sore itu. Tepatnya tanggal 16 Oktober 2010.
Baru setengah badan saya masuk ke rumah bujang itu, perhatian saya tertuju pada seorang pria tua sedang memintal Noken duduk bersila sambil menghisap tembakau dengan rokok lintingannya. Tak lama saya pun langsung duduk dan menyalaminya sambil memperkenalkan diri.
Rumah bujang, atau biasa disebut Jew adalah sebuah bangunan dari kayu dan beratapkan daun sagu atau nipah. Bangunan ini luar biasa panjangnya untuk ukuran bangunan kayu. Bisa mencapai hingga 50-an meter dengan lebar hingga belasan meter. Rumah adat ini tempat kegiatan suku Asmat, baik dalam melakukan pekerjaan maupun musyawarah untuk keperluan adat.
Tidak ada paku atau pasak yang mengokohkan rumah ini. Hanya tali rotan dan akar yang saling menghubungkan satu sama lainnya.
Di dalamnya ada perapian, senjata tradisional berupa panah dan tombak untuk berburu, juga barang yang dianggap sangat keramat dan bertuah, Noken. Sebuah benda berbentuk tas yang dibuat dari anyaman serat tumbuhan. Tidak sembarang orang boleh menyentuh benda ini, hanya orang-orang tertentu saja dari kalangan Suku Asmat.
Noken ini dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Ada syarat dan terapi-terapi tertentu yang harus dipatuhi pasien dan dipastikan sembuh. Seorang suku asmat di rumah bujang tersebut menceritakan bahwa pasien yang berobat secara adat, asal mematuhi aturan-aturan tersebut, kelak akan sembuh dalam waktu singkat.
Desa Syuru, begitu tepatnya tempat rumah bujang terdekat dari Agats, ibukota Kabupaten Asmat. Hanya sekitar 5 kilometer saja jaraknya dari pusat kabupaten yang dapat dilalui dengan berjalan kaki diatas jalan papan kota Agats. Perjalanan ke Kota Agats dapat ditempuh dengan berspeed boat dari Bandara Ewer, kurang lebih 30 menit.
(gst/gst)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!