Sebagai kota pelabuhan yang strategis sejak masa lalu, Bau-Bau menjadi salah satu pusat perekonomian di Sulawesi Tenggara wilayah kepulauan. Tak pelak kota ini pun menjadi tujuan perantauan bagi beberapa orang dari Sulawesi Utara, Maluku, bahkan Jawa. Bisa dibilang Bau-Bau merupakan kota-urban Indonesia Timur, istilah tersebut tercermin di wilayah Kompleks Pantai Kamali, tidak jauh dari Pelabuhan Bau-Bau.
Ketika malam tiba, lampu di kompleks Kamali mulai menyala menyinari patung naga hijau yang berdiri gagah menatap pantai. Muda mudi Bau-Bau tampak silih berganti berpose di depan patung yang merupakan salah satu simbol Kesultanan Buton itu. Sementara di sekelilingnya anak-anak menjadikannya sebagai lintasan mobil-mobilan sewaan yang mereka kendarai sendiri.
Di sisi lain, beberapa orang berkumpul sambil bercengkerama di pinggir jalan, sementara beberapa lainnya duduk sambil memangku laptop untuk memanfaatkan akses wi-fi gratis yang disediakan Pemerintah Kota Bau-Bau sambil menikmati makanan ringan dan diiringi suara para pengamen lokal yang mempunyai suara khas Sulawesi. Fasilitas ini sengaja disediakan secara gratis untuk memupus citra Kota Bau-Bau sebagai daerah terisolir serta mendorong anak-anak muda untuk berkomunikasi secara global dan mengenalkan berbagai potensi Bau-Bau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(gst/gst)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!