Pada waktu pendiriannya, dikisahkan Syarif Abdurrahman Alkadrie menyisiri Sungai Kapuas sepanjang 1100 meter. Dalam penyisiran itu, Syarif Abdurrahman dihadapkan pada tantangan yang diberikan oleh para hantu kuntilanak yang seringkali menghalanginya ketika ia hendak membuka lahan hutan di sepanjang Sungai Kapuas. Menurut cerita masyarakat setempat, dari nama kuntilanak itulah nantinya nama Pontianak berasal (masyarakat Pontianak seringkali menyebut kuntilanak sebagai hantu Puntianak). Untuk menentukan lokasi dimana istananya akn dibangun, Syarif Abdurrahman kemudian melepaskan tiga kali tembakan meriam ke udara. Tiga titik jatuhnya meriam tersebutlah yang saat ini menjadi lokasi pendirian Istana Kadriah, Mesjid Jami' Sultan Abdurrahman serta lokasi pemakaman anggota keluarga Kesultanan Pontianak.
Dari berbagai keraton kerajaan yang terdapat di Kalimantan Barat, Istana Kadriah dapat dikatakan istana Melayu terbesar yang berada di wilayah tersebut. Kondisinya sendiri masih cukup terawat dengan baik. Sama seperti keraton-keraton Melayu lainnya yang ada di Kalimantan Barat, para pengunjung dapat menemukan beberapa senjata meriam di halaman depan istana ini. Sementara itu, di dalam istananya, yang juga seperti halnya keraton-keraton Melayu lainnya didominasi oleh warna kuning, para pengunjung dapat menemukan berbagai foto-foto dan kisah sejarah dari istana Kadriah. Beberapa ruangan pribadi milik keluarga kesultanan juga dibuka untuk umum, walaupun terdapat beberapa larangan ketika pengunjung luar memasukinya. Mesjid Jami' Sultan Abdurrahman sendiri terletak sekitar 200 meter dari lokasi istana. Oleh masyarakat sekitar, mesjid ini masih sangat aktif digunakan untuk berbagai kegiatan keagamaan hingga saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(gst/gst)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!