Terryna Padmi Tunjungsari|50863|SULTRA|35
Gali Lubang Ramai-ramai
Rabu, 02 Mar 2011 11:20 WIB
SULAWESI TENGGARA - Saat kami menjelajahi Pulau Binongko, kami sampai di Pantai Panjang. Indahnya pemandangan langsung membuat kami berlarian ke pantai dan mengabadikan dengan kamera kami. Gulungan awal tebal, langit dan laut yang biru sungguh kontras dengan hamparan pasir putih lembut di kaki kami. Sampai kami melihat di satu sudut, ada gundukan pasir terkemas dalam karung. Menurut beberapa warga yang ada disitu, pasir di pantai ini memang sudah sering digali dan dijual sebagai bahan pembuat rumah. Tragis rasanya, melihat pasir sedemikian bagus harus berakhir di adukan semen.Kenyataan ini membuat kami sadar beberapa hal tentang praktek pemanfaatan SDA (Sumber Daya Alam) di daerah ini. Di Napabale, daerah yang dulu dikenal berpasir putih sekarang habis dan hanya tersisa batu karang di pesisirnya. Bukan cuma pasir yang sering digali, sampahpun kadang teronggok, ditinggalkan begitu saja di daerah pantai.Bagi warga desa disekitar Danau Motonono, adalah hal biasa untuk mencuci pakaian di danau jernih ini. Memang sumber air bersih susah di daerah ini, sehingga untuk kebutuhan air mereka memerlukan danau tersebut. Yang disayangkan, mereka lalu meninggalkan sampah plastik bekas bungkus deterjen dimana-mana. Dan kita tahu bahwa sampah plastik memerlukan waktu sangat lama untuk bisa diurai. Bisa dibayangkan apa jadinya danau ini puluhan tahun dari sekarang. Jangan-jangan bungkus deterjen yang yang dipakai di 19 Oktober 2010, masih ada dan duduk dengan manis di dasar Motonono yang jernih.
(gst/gst)












































Komentar Terbanyak
Pembegalan Warga Suku Baduy di Jakpus Berbuntut Panjang
Kisah Sosialita AS Liburan di Bali Berakhir Tragis di Tangan Putrinya
Keraton Solo Memanas! Mangkubumi Dinobatkan Jadi PB XIV