Penarukan, Kota Pelabuhan Besar yang Terlupakan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Penarukan, Kota Pelabuhan Besar yang Terlupakan

- detikTravel
Jumat, 10 Feb 2012 17:12 WIB
Indonesia, Jawa Timur, Situbondo - Pelabuhan Penarukan menarik untuk aku datangi dalam perjalananku ke daerah Jawa Timur kali ini. Membaca dari sejarah tentang keelokan dan kemegahan nya di era kolonial Belanda.

Pelabuhan Panarukan yang terletak kurang lebih 8 km arah barat dari pusat kota Situbondo kini nasibnya ibarat nenek renta yang hidupnya tak terurus oleh keluarganya, berjuang hidup menanti ajal hidup enggan mati tak mau.

Pada jamannya dulu siapa yang tidak kenal dengan nama Panarukan, nama ini kesohor sampai ke dunia internasional, buktinya peta dan dokumen keluaran lama hanya ada kata Panarukan bukannya kota Situbondo seperti yang sekarang ini.

Bahkan nama Panarukan pada jamannya menjadi mega proyek pembuatan jalan dari Anyer sampai Panarukan sepanjang seribu kilometer pada pemerintahan kolonial Gubernur Deandeless, saking pentingnya pelabuhan tersebut sehingga menjadi perhatian pemerintahan kolonial untuk kepentingannya pada waktu itu sebagai pusat perdagangan diwilayah timur anak jajahannya di pulau Jawa.

Pada jamannya belasan bahkan puluhan kapal – kapal besar trayek antar pulau bahkan antar negara ramai hilir mudik bongkar muat hasil komoditi pertanian, perkebunan dan kebutuhan lainnya sering bersandar di pelabuhan ini

Kini pelabuhan Panarukan hanya tinggal nama besarnya saja, hanya tinggal sisa bangunan gedung dan gudang besar – besar dengan dindingnya yang sebagian besar terkelupas disana sini,yang tampak batu bata merah khas produk jaman dulu yang besar-besar menonjol kokoh dan berlubang di terpa lapuknya jaman.Dermaganya menyisakan puing – puinng tembok – tembok tua,geladak kapal yang menjorok ketengah laut sepanjang kurang lebih dua ratus meteran dengan lebar enam meteran yang berlubang dan hilang disana sini dengan sisa rel kereta api hingga ujung dermaga yang berkarat dan hampir hilang yang mengesankan dan seakan-akan berceritera bahwa di tempat ini dulu banyak terjadi hilir mudik kapal-kapal laut besar kecil bongkar muat dan transaksi angkutan barang yang sangat ramai.

Menara lampu mercu suar sebagai sinyal panduan bagi kapal yang mau berlalabuh yang terdapat di tengah pelabuhan sudah lama tidak berfungsi, ibarat seonggok monumen yang terbuat dari besi yang keropos dan berkarat namun menyisakan dan meriwayatkan kemegahan akan pelabuhan Panarukan pada masa jayanya dulu.

Disamping menara lampu mercu suar juga terdapat bangunan megah dengan tembok tebal khas bangunan tempo dulu dengan kulit dinding yang telah hilang dan jendela yang ukurannya besar – besar yang sudah hilang kacanya, konon bangunan kantor itu bekas kantor kepabeanan dan juga banyak bangunan – bangunan tua yang serupa nasibnya yang kini sudah tidak berfungsi lagi yang juga menyisakan dan mengesankan betapa besarnya pelabuhan Panarukan pada saat itu.

Namun kini sejauh mata memandang yang tersisa hanya bekas dan puing-puing bangunan. Kuhela nafas dalam-dalam, takjub, sedih bercampur prihatin dengan nasib pelabuhan yang dulu punya nama besar ini.


Pelabuhan Panarukan kini memang tinggal kenangan sejarah, namun berharap ada upaya dan perhatian pemerintah baik pusat,provinsi dan kabupaten agar pelabuhan ini tidak mangkrak dan berguna bagi masyarakat, setidak tidaknya aset yang sangat luas dan berharga ini tidak terbengkalai dan mubazir begitu saja.
(gst/gst)


Hide Ads